Langsung ke konten utama

Postingan

Kenapa Harus Seblak?

Well, aku tak tau apakah tulisan ini layak dipublikasikan atau tidak haha.. meskipun akan kupastikan tulisan ini tak mengandung sara supaya kamu merasa aman saat membacanya. Halo.. kembali lagi di senjumput garam, blog yang belum memiliki pengikut satupun sampai detik ini (kasian banget :v) dan blog yang mungkin kalo hidup seekor laba-laba maka ukuran laba-labanya udah sebesar spiderman.  Okay, aku mau bahas tentang seblak. kalian boleh tertawa.. memandangku dengan tatapan aneh, sambil ngebatin ( Astagfirullah jeni, segitu nganggurkah dirimu, sampai tentang seblak aja ditulis). haha.. ini bukan perihal nganggur atau tidak, tapi ini bicara tentang bagaimana sampai detik ini masih tumbuh obsesi menjadi seorang penulis. Iya, seseorang yang lihai menulis apapun yang melintas di kepalanya, seseorang yang bisa healing tanpa keributan dalam dunia nyata namun luapannya berubah menjadi kalimat berbaris rapi. Anggap saja coretan ini adalah catatan kecil yang nantinya akan menjadi lawakan dihari
Postingan terbaru

Kusebut ini "BERJUANG LAGI"

Selamat pagi dunia, hari ini aku melangkah lagi ke dunia pendidikan. Sebuah keputusan yang tidak terduga-duga, aku bisa nyangkut di sekolah ini hanya dalam 3 hari dan tanpa perencanaan, semuanya mengalir sangat deras (menghanyutkan). Aku belum pernah mengajar anak SMK, Bagaimana rasanya? Aku penasaran haha.. katanya sih unique, katanya sih aktif, dan semoga mereka bisa menerimaku seperti aku menerima diriku yg terlewat bar-bar. Aku beruntung, hari ini ada yg menyambutku di dunia asing yang baru kutemui. 

Menengok 2020-ku

Bismillahirrohmanirrohim..  Ditemani iringan lagu dari Afgan dan Raisa berjudul "Tunjukan" aku buat tulisan ini sebagai hadiah akhir tahun 2020 untuk diri sendiri. Awal tahun 2020 aku telah berjanji pada diri sendiri " 2020 harus lebih bahagia ", Qodarullah tahun ini banyak bahagianya, atas semua penerimaan yang " mau ga mau harus di syukuri ". Tahun ini sama seperti tahun sebelumnya, sama-sama istimewa dan mengandung banyak pembelajaran selama mau memetik dan menyadarinya.  Aku cuma mau bilang "Terimakasih diri, telah mampu melewati tahun ini dengan segala adaptasi. Terimaksih sudah belajar mengendalikan diri, menghargai diri sendiri, berani melangkah sesuai kata hati dan terima kasih sudah mencintai diri sendiri" Rabu, 1 januari 2020 Ini mungkin pertama kali dan terakhir kalinya aku ikut liburan Give away dari sekolah tempatku kerja dulu. Aku ga mau menyebut diriku solo traveler atau backpacker, aku lebih suka menyebut diriku seseorang yang suk

Okay Gapapa, Luapkan saja!

Sekian lama aku tidak merasakan ini, penuh emosional, jantung naik turun, tangan bergetar, kaki ku dingin, mata ku benar tak lagi membendung semuanya, terlebih rasanya benar mau pecah dan runtuh. Mulutku sedari awal terkunci, tidak sepatah katapun muncul, Tuhan aku boleh ga sih nangis untuk alasan ini? Sudah sesak sekali rasanya. Aku salah, aku tau. Aku melanggar, aku juga tau. Apakah ini konsekuensi dari kesalahan? Ternyata istilah "Untuk segala sesuatu yang sudah terjadi, biarlah ia terjadi sebagaimana adanya. Berjalan pelan, tertunda, terhenti, tersesat, dan terlupakan. Semuanya termasuk bagian hidup yang mesti diterima." Kenapa menerima menjadi bahan yang paling pahit? Selalu ada bagian-bagian tertentu di hidup kita yang hanya bisa dijawab oleh sebuah penerimaan. Selalu ada peristiwa-peristiwa tertentu di hidup kita yang hanya bisa ditenangkan oleh sebuah kesabaran.  

Berkala "Dibalik Cahaya"

Seperti keindahan lukisan bukan dalam warna melainkan dalam kesan, seperti keindahan musik bukan dalam nada melainkan dalam buaian, seperti keindahan sandiwara bukan dalam kata-kata melainkan dalam dongengan, seperti keindahan tarian bukan dalam gerak melainkan aliran, seperti keindahan puisi bukan karena sastra melainkan dalam keakraban, seperti keindahan gambar hidup yang bukan dalan tiruan melainkan dalam perenungan? (Senogumiro Ajidarma)

Beda Usia Maka Berbeda Gaya Bicara (Tips Bicara)

Assalamualaikum  warrohmatullahi wabarrokatu teme temen.. Malam mingguan kuy hehe.. Okay aku mau bahas tentang gaya bicara depan umum (Public Speaking). Kalian pasti pernah dong melihat pembawa acara yang aktifnya minta ampun, energiknya minta ampun, tapi dicuekin sama audience.. kira-kira kenapa ya? Aku mau share sedikit pengalamanku semasa kuliah tentang bagaimana menyesuikan diri saat berbicara di depan umum. Hal kecil yang aku aku lewati ini aku rangkum, dengan harapan bisa menjadi bahan referensi dan belajar kita bersama ya.. Pengkategorian usia audience aku bagi menjadi 4 yaitu anak-anak, remaja, dewasa muda, dan tua. Tips bicara: Anak-anak : Buat aku berbicara di depan anak-anak itu gampang tapi sebenarnya susah hehe.. gimana sih :v okay aku bahas, gampangnya adalah ketika berbicara depan anak kita perlu menjadi pribadi yang jujur (Seseorang yang suka dengan dunia anak akan paham mengenai hal ini). Ini serius, anak kecil condong lebih bisa membaca mata kita, mere

Tentang Kehilangan

Assalamualaikum temen-temen.. Happy Morning hehe.. Okay walaupun di blog kali ini aku mau cerita tentang sebuah kehilangan, tapi tetap harus semangat dong ya? iya dong. Setiap orang pasti pernah merasa kehilangan, dari kehilangan benda kecil yang dianggap sepele ataupun hal besar yang dianggap sangat penting. Misal buat ciwi-ciwi yang lebih sering kehilangan jarum pentul (ini aku banget), mas-mas yang sering kehilangan kontak motor tapi juga kehilangan si dia hehe.. ataupun kehilangan orang yang disayang untuk selama-lamanya. Baiklah, tanpa panjang kali lebar kali tinggi hehe apa sih arti kehilangan menurut kamu? (jawab di kolom komentar ya)! kalo menurut aku, kehilangan adalah cara Allah mendekatkan diri kita pada-Nya, kehilangan juga cara Jitu-Nya mendidik kita menjadi manusia lebih bersabar atau berlapang dada. Aku pernah baca di salah satu postingan di Instagram begini , tepat 2 hari silam setelah aku kehilangan telpon genggam: "Jika Allah mengambil sesuatu dari