Pernahkah kalian berfikir mengenai matematika. Pastilah
bayangan yang lewat di hadapan kalian adalah pusing dan rumit. Sama halnya
dengan saya Jeni Ramandani seorang mahasiswa jurusan matematika di salah satu
kampus di Banten. Pandangan saya mengenai salah satu mata pelajaran ini adalah
demikian saat saya masih duduk di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Namun
hali itu membawa saya untuk mendalami apa itu matematika, kenapa namanya
matematika, kenapa tidak yang lain dan berbagai macam pertanyaan ini mulai
terjawab seiring perjlanan waktu. Sampai akhirnya rasa penasaran itu sedikit
terjawab saat saya mendapat salah satu mata kuliah di jurusan saya yaitu
Filsafat.
Berikut ini sedikut pemahaman mengenai apa itu
matematika. Istilah “matematika” berasal dari kata Yunani “mathein” atau
“manthenein”yang artinya “mempelajari”. Mungkin juga kata itu erat hubungannya
dengan kata Sansekerta “medha” atau “widya” yang artinya ialah “kepandaian”,
“ketahuan”, atau “inteligensi” (Nasution, 1978:12). Di bagian lain beliau
berpendapat istilah “matematika” lebih tepat digunakan daripada “ilmu pasti”
karena memang benarlah, bahwa dengan menguasai matematika orang akan belajar
mengatur jalan pikirannya dan sekaligus belajar menambah kepandaiannya
(Nasution, 1987:12). Dengan demikian pembelajaran matematika adalah cara
berpikir dan bernalar yang digunakan untuk memecahkan berbagai jenis persoalan
dalam keseharian, sains, pemerintah, dan industri. Lambang dan bahasa dalam
matematika bersifat universal sehingga dipahami oleh bangsa–bangsa di dunia.
Menurut Rahayu (2007:2) hakikat pembelajaran
matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan
suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang (si pelajar) melaksanakan
kegiatan belajar matematika dan pembelajaran matematika harus memberikan
peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Istilah
pembelajaran merupakan istilah lain dari proses belajar mengajar yang mempunyai
arti dan ruang lingkup yang lebih mendalam. Istilah ini lebih dikhususkan untuk
mengembangkan proses belajar mengajar.
Untuk memudahkan dalam memahami apa yang dimaksud
dengan pembelajaran, di bawah ini akan penulis kemukakan pengertian
pembelajaran menurut ahli. Pembelajaran menurut Degeng (dalam Panawar, 2012:22)
adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini, secara implisit
dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Kegiatan-kegiatan ini pada
dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan guru, siswa dan komponen
lainnya dalam proses pembelajaran yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam
rangka tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Dengan adanya
komponen-komponen pembelajaran di atas, maka seorang guru kiranya mampu
memungkinkan terciptanya situasi yang tepat, sehingga memungkinkan pula
terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Kata matematika berasal dari perkataan Latin
mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti
mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti
pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula
dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya
belajar (berpikir).
Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam
dunianya secara empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio,
diolah secara analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga
sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang
terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara
tepat, maka digunakan bahasa matematika atau notasi matematika yang bernilai
global (universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena
itu logika adalah dasar terbentuknya matematika.
Katili (dalam Panawar, 2012:21) matematika adalah ilmu
pengetahuan yang paling padat dan tidak mendua arti, karena itulah simbol,
notasi dan semacamnya yang padat matematika lama membingungkan, tidak jelas,
keliru atau mendua arti, dalam matematika modern hal itu diperjelas, misalnya
saja, beda antara bilangan dan lambangnya, beda antara sisi yang sama dengan
sisi ekivalen, beda antara garis dan ruas garis, beda antara bentuk geometri
dengan bendanya, beda antara notasi garis dengan notasi ruas garis, beda antara
konsep dan peragaannya dan lain-lain.
by ; Jeni Ramandani
Komentar
Posting Komentar