Langsung ke konten utama

Kenapa Harus Seblak?

Well, aku tak tau apakah tulisan ini layak dipublikasikan atau tidak haha.. meskipun akan kupastikan tulisan ini tak mengandung sara supaya kamu merasa aman saat membacanya.

Halo.. kembali lagi di senjumput garam, blog yang belum memiliki pengikut satupun sampai detik ini (kasian banget :v) dan blog yang mungkin kalo hidup seekor laba-laba maka ukuran laba-labanya udah sebesar spiderman. 

Okay, aku mau bahas tentang seblak. kalian boleh tertawa.. memandangku dengan tatapan aneh, sambil ngebatin (Astagfirullah jeni, segitu nganggurkah dirimu, sampai tentang seblak aja ditulis). haha.. ini bukan perihal nganggur atau tidak, tapi ini bicara tentang bagaimana sampai detik ini masih tumbuh obsesi menjadi seorang penulis. Iya, seseorang yang lihai menulis apapun yang melintas di kepalanya, seseorang yang bisa healing tanpa keributan dalam dunia nyata namun luapannya berubah menjadi kalimat berbaris rapi. Anggap saja coretan ini adalah catatan kecil yang nantinya akan menjadi lawakan dihari tua.

Seblak, makanan khas Bandung yang aku nikmati pertama kali di Kota Serang-Banten, kota penuh kenangan ihiy. Kata orang Bandung Seblak atau "Nyeblak" artinya "mengagetkan". Mungkin disebut seblak, karena makanan ini bercita rasa pedas. ga heran ya, kalo kita beli seblak bakalan ditanyai "level berapa neng" haha :v

Rasa seblak ini unik, lebih tepatnya aneh tapi enak. Menurutku banyak  bahan campuran yang ga rasional banget, misal seblak ini ada campuran kencur/cengur (rempah khusus untuk semangkuk seblak) "biar seger" katanya, padahal sebagai anak bau kencur yang tumbuh di pedesaan hehe.. mindset tentang kecur ya jamu beras kencur. Trus campuran kerupuk yang seharusnya di goreng, kadang juga ditambah sayur telur dan ceker dan di ubeg-ubeg haha

Seblak membawa ingatanku  pada gadis cantik dari Pelabuhan Ratu





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode dan Cara Pengumpulan Data Statistik

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu registrasi, sensus, survey, dan eksperimen. Namun, secara umum dalam statistik, dikenal dua cara pengumpulan data yaitu sensus dan survey. Registrasi/pencatatan . Istilah registrasi saat ini lebih kepada pencatatan secara individu melalui berbagai institusi. Misalnya pencatatan penduduk di desa-desa secara terus menerus. Setiap ada warga baru yang tinggal, lahir, maupun meninggal, maka warga yang terlibat atau pun perangkat desa melakukan pencatatan. Cara ini lebih dikenal dengan istilah catatan administrasi. Lembaga-lembaga swasta, banyak yang secara otomatis telah memanfaatkan catatan administrasi sebagai data statistik, seperti contoh pelaporan pasien Rumah sakit & perbankan. Sensus   yaitu cara pengumpulan data secara lengkap, dimana seluruh elemen dalam populasi yang menjadi objek penelitian diselidiki/dicacah satu per satu. Survei yaitu pengumpulan data dimana data yang diselidiki adalah elemen dari p

BAHASA JAWA DAN HARAPAN

Kalau kita semua selama ini dalam berfikir tentang budaya dan bahasa Jawa, bisa dikatakan sangat sederhana, bahkan cenderung kita pandang sebelah mata. mari mulai sekarang kita ubah cara pandang tersebut. Setelah kita semua memahami, kalau didalam budaya Jawa banyak terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak, pastilah kita akan berusaha untuk mempelajari bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa merupakan pintu untuk memasuki atau membuka sebuah “Rumah Besar” yang disebut budaya Jawa tersebut. Setelah cara pandang kita terhadap budaya dan bahasa Jawa lebih komprehensif, pastilah yang kita dapat tidak hanya sebuah pengakuan kearifan lokal atau lokal genius tapi akan ada pengakuan global genius . Sementara itu, ada beberapa kalangan yang berfikir tidak suka budaya dan bahasa Jawa karena dianggapnya ruwet dan terlalu banyak aturan. Padahal harus kita sadari, kalau semakin tinggi suatu peradaban, akan semakin banyak dan detil dalam membuat

6.1. Perluasan Kaidah Menghitung

kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan diatas dapat diperluas hingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Jika n buah pecobaan masing- masing mempunyai p 1, p 2 ,……, p n   hasil percobaan yang mungkin terjadi yang dalam hal ini   setiap   p 1 tidak bergantung pada pilihan sebelumnya, maka jumlah hasil percobaan yang mungkin terjadi   adalah: a.        p 1 x p 2 x ….. x p n              untuk kaidah perkalian b.       p 1 + p 2 + ….. + p n          untuk kaidah penjumlahan Contoh 6.8 jika ada sepuluh pertanyaan yang masing-masing bisa dijawab benar atau salah (B atau S) berapakah kemungkinan kombinasi jawaban yang dapat dibuat? Penyelesaian: Andaikan 10 pertanyaan tersebut sebagai 10 buah kotak, masing-masing kotak hanya berisi 2 kemungkinan jawaban, B atau S:   Disini kita menggunkan kaidah perkalian, karena kesepuluh kotak ini harus terisi dengan jawaban B atau S (kotak 1 dan kotak 2dan kotak 3 dan …. D