Langsung ke konten utama

Beda Usia Maka Berbeda Gaya Bicara (Tips Bicara)

Assalamualaikum  warrohmatullahi wabarrokatu teme temen..
Malam mingguan kuy hehe..
Okay aku mau bahas tentang gaya bicara depan umum (Public Speaking). Kalian pasti pernah dong melihat pembawa acara yang aktifnya minta ampun, energiknya minta ampun, tapi dicuekin sama audience.. kira-kira kenapa ya?

Aku mau share sedikit pengalamanku semasa kuliah tentang bagaimana menyesuikan diri saat berbicara di depan umum. Hal kecil yang aku aku lewati ini aku rangkum, dengan harapan bisa menjadi bahan referensi dan belajar kita bersama ya..

Pengkategorian usia audience aku bagi menjadi 4 yaitu anak-anak, remaja, dewasa muda, dan tua. Tips bicara:
  • Anak-anak : Buat aku berbicara di depan anak-anak itu gampang tapi sebenarnya susah hehe.. gimana sih :v okay aku bahas, gampangnya adalah ketika berbicara depan anak kita perlu menjadi pribadi yang jujur (Seseorang yang suka dengan dunia anak akan paham mengenai hal ini). Ini serius, anak kecil condong lebih bisa membaca mata kita, mereka tau kalo kita itu pura-pura asik, pura-pura bahagia (sok haha hehe) tapi sebenernya ga suka dengan anak-anak, atau bahasa kerennya adalah mereka lebih responsive, sehingga ini bisa dikatakan susah kalo kalian bicara depan anak-anak tapi tak bisa mengambil hati sang anak.
  • Remaja : Tipe-tipe menggerombol, main sama se-gengnya, usia alay-alaynya.. ini mau aku bahas sedikit detail. Jadi aku salah seorang pengajar matematika tingkat SMP dan SMA, dan ini membuat aku sedikit leluasa membahas kehidupan atau gaya remaja. Usia pencarian jati diri adalah benar adanya, mencoba segala jenis kegiatan yang sedang hits, ikut-ikutan temen berkata dan melakukan kegiatan ini itu yang intinya "kalo temen gue yes, maka okay aku yes." Nah.. berbicara di depan mereka pun harus punya trik sendiri, salah satunya adalah menjadi bagian dari mereka. Jadi aku pernah mencoba mengajar matematika di sebuah kelas dengan gaya serius, dengan harapan mereka akan lebih serius dalam belajar, hasilnya adalah kelas berjalan dengan lancar pikirku tetapi tidak lancar menurut mereka. Suasana kelas yang datar tidak berkesan, yang mendengarpun cenderung anak-anak yang benar-benar serius belajar, lalu si anak-anak alay gimana? hahha.. ya jelas dong mereka sibuk dengan hidup mereka. Lalu aku mencoba memahami bagaima sebuah materi serius bisa sampai ke semua anak, apalagi kalua di kelas komunitas anak alay lebih mendominasi dibanding anak serius ye kannn..  Esok hari aku berusaha mencari informasi tentang apa sih yang sedang digemari anak jaman sekarang, topik apa sih yang sedang hits di kalangan anak, siapa aja sih penduduk kelas yang lagi deket, di sekolah sedang ramai tentang apa, dan informasi dunia apa yang sedang ramai tapi anak tidak tau.. nah... semua itu aku kumpulkan sebagai data yang aku gunakan untuk menarik perhatian anak di awal pembelajaran. Baiklah.. dari sini aku mulai berkomunikasi dengan anak-anak sehingga mereka merasa aku adalah bagian dari mereka yang layak untuk di dengarkan. wkwk.. silahkan rangkum sendri pointnya :v
  • Dewasa Muda : Tipe ini yang paling enak menurut aku hehe.. gimana sih caranya  bicara di depan audience dewasa muda? yups betul banget! Berikan alasan kenapa kamu layak di dengarkan, bisa manfaat atau tujuan kamu berbicara, Insya Allah mereka akan mendengarkan.
  • Tua : Ini menurut gue paling suseh.. tapi tipsnya 1  yaitu tetap menunduk dan merendah (Bukan penjilat). Istilah menunduk ini aku pakai karena sebagai yang lebih muda kita perlu menghargai pengalaman orang yang lebih tua dari kita. So, tipsnya adalah katakan dengan jelas "saya tau bapak/ibu lebih berpengalaman dari saya, lebih tau dari pada saya, tapi saya memohon ijin untuk meminta waktunya sebentar, belajar bareng-bareng, dan mohon dimaafkan kalo saya salah" intinya begitu atau boleh dengan kata-kata lain, dengan begitu audience tipe usia tua merasa di hargai. Sebenernya nih hehe.. jarang juga sih bicara depan orang-orang tua. Tapi pernah.. Ceritanya waktu aku KKM mengadakan sosialisasi uji formalin yang audiencenya ibu-ibu pengajian, ibu-ibu komplek yang usianya di atas  50 tahun, hahha.. dalam kondisi ini aku sangat bersyukur, ibu-ibu adalah type terbaik.. mereka sangat memaklumi segala aktivitas dan kata-kata kita sebagai pembelajar. Tetapi, dimomen yang lain wkwk.. Berbicara di depan bapak-bapak yang cukup berumur bikin aku mati skak haha.. formalitas yang aku bawa membuat suasan menjadi membosankan dan joks yang saya bawakan tidak menembus dinding pertahanan standar kelucuan mereka wkwk.. so buat yang punya tips berbicara di tipe ini boleh share di kolom komentar ya  hehe..
yah.. itulah pengalamku..
Kita tidak akan menjadi besar tanpa pengalaman kecil
Quotes yang bisa kita tulis hari ini adalah hasil pengalaman yang pernah kita anggap remeh
Wassalamualaikum warrohmatullahi wabarrokatu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode dan Cara Pengumpulan Data Statistik

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu registrasi, sensus, survey, dan eksperimen. Namun, secara umum dalam statistik, dikenal dua cara pengumpulan data yaitu sensus dan survey. Registrasi/pencatatan . Istilah registrasi saat ini lebih kepada pencatatan secara individu melalui berbagai institusi. Misalnya pencatatan penduduk di desa-desa secara terus menerus. Setiap ada warga baru yang tinggal, lahir, maupun meninggal, maka warga yang terlibat atau pun perangkat desa melakukan pencatatan. Cara ini lebih dikenal dengan istilah catatan administrasi. Lembaga-lembaga swasta, banyak yang secara otomatis telah memanfaatkan catatan administrasi sebagai data statistik, seperti contoh pelaporan pasien Rumah sakit & perbankan. Sensus   yaitu cara pengumpulan data secara lengkap, dimana seluruh elemen dalam populasi yang menjadi objek penelitian diselidiki/dicacah satu per satu. Survei yaitu pengumpulan data dimana data yang diselidiki adalah elemen dari p

BAHASA JAWA DAN HARAPAN

Kalau kita semua selama ini dalam berfikir tentang budaya dan bahasa Jawa, bisa dikatakan sangat sederhana, bahkan cenderung kita pandang sebelah mata. mari mulai sekarang kita ubah cara pandang tersebut. Setelah kita semua memahami, kalau didalam budaya Jawa banyak terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak, pastilah kita akan berusaha untuk mempelajari bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa merupakan pintu untuk memasuki atau membuka sebuah “Rumah Besar” yang disebut budaya Jawa tersebut. Setelah cara pandang kita terhadap budaya dan bahasa Jawa lebih komprehensif, pastilah yang kita dapat tidak hanya sebuah pengakuan kearifan lokal atau lokal genius tapi akan ada pengakuan global genius . Sementara itu, ada beberapa kalangan yang berfikir tidak suka budaya dan bahasa Jawa karena dianggapnya ruwet dan terlalu banyak aturan. Padahal harus kita sadari, kalau semakin tinggi suatu peradaban, akan semakin banyak dan detil dalam membuat

6.1. Perluasan Kaidah Menghitung

kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan diatas dapat diperluas hingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Jika n buah pecobaan masing- masing mempunyai p 1, p 2 ,……, p n   hasil percobaan yang mungkin terjadi yang dalam hal ini   setiap   p 1 tidak bergantung pada pilihan sebelumnya, maka jumlah hasil percobaan yang mungkin terjadi   adalah: a.        p 1 x p 2 x ….. x p n              untuk kaidah perkalian b.       p 1 + p 2 + ….. + p n          untuk kaidah penjumlahan Contoh 6.8 jika ada sepuluh pertanyaan yang masing-masing bisa dijawab benar atau salah (B atau S) berapakah kemungkinan kombinasi jawaban yang dapat dibuat? Penyelesaian: Andaikan 10 pertanyaan tersebut sebagai 10 buah kotak, masing-masing kotak hanya berisi 2 kemungkinan jawaban, B atau S:   Disini kita menggunkan kaidah perkalian, karena kesepuluh kotak ini harus terisi dengan jawaban B atau S (kotak 1 dan kotak 2dan kotak 3 dan …. D