Wittwer dan Renkl (2010) menyatakan bahwa example-based
learning juga disebut belajar menggunakan worked-example, merupakan metode pembelajaran yang telah intensif
diteliti oleh psikologi pendidikan. Metode pembelajaran example-based learning dirancang dengan cara berikut:
- Pertama, guru mengenalkan kepada siswa tentang konsep dan prinsip dasar suatu materi pembelajaran.
- Kedua siswa belajar menggunakan worked-example, yaitu contoh yang berisi konsep dan prinsip dasar suatu materi pembelajaran. Worked example yang disampaikan kepada siswa biasanya terdiri dari tiga komponen yaitu:P
- Perumusanmasalah ( terdiri dari masalah kombinasi),Proses pemecahan masalah yang berisi tentang tatacara atau langkah-langkah yang perlu dilakukan. Worked-example terdiri dari 2 jenis yaitu, worked-example lengkap dan worked-example tidak lengkap (beberapa langkah penyelesaian ditiadakan). (Renkl, 2014) berpendapat bahwa supaya belajar dapat berhasil, siswa harus secara aktif menjelaskan langkah-langkah memecahkan masalah secara mandiri, karena tidak semua siswa memiliki alasan yang sama dalam proses menjelaskan contoh yang ada untuk mendapatkan solusi dari suatu masalah. Solusi akhir (tujuan).K
- Ketiga memberikan beberapa permasalahan kepada siswa untuk diselesaikan, karena selain belajar dari worked-example siswa perlu memecahkan masalah (latihan soal) dalam tahap belajar.
- Pada fase awal pembentukan keterampilan kognitif, siswa yang belajar menggunakan worked-example terbukti lebih efektif dibandingkan siswa yang dibiarkan memecahkan masalah sendiri (Renkl, 2014). Proses kognitif yang terjadi ketika mempelajari example-based learning dimulai ketika guru pertama kali mengkomunikasikan prinsip dan konsep dasar, pada tahap ini siswa akan menerima beberapa pengetahuan sebagai modal sebelum memahami worked-example. Selanjutnya siswa akan secara mandiri menjelaskan tentang worked-example. Pada tahap akhir siswa akan mengorganisasikan seluruh konten dari proses penjelasan yang diberikan oleh guru dan worked-example yang telah dikerjakan.
Adapun ketika siswa
menjelaskan worked-example secara mandiri, proses ini mensyaratkan
siswa mengaitkan masing-masing prinsip dan konsep
kepada contoh konkret yang ada, yaitu sebuah proses yang meningkatkan tingkat
elaborasi representasi mental siswa. Hal ini juga didukung pendapat Renkl yang menyatakan bahwa “Example-based learning teory, it can be
argued that prosses of generating principle-based self-explanations serves two
beneficial fungtions.” (Roelle, et. Al, 2017, h. 2)
Komentar
Posting Komentar