Langsung ke konten utama

TENTANG MATI, Darinya belajar apa?

Assalamualaikum warrohmatullahi wabarrokatu semuanya.. Mungkin belum lama ini dunia entertaiman indonesia sedang dirundung duka, Glen fredly. Seorang public figure yang karyanya dan perannya dalam bidang hiburan maupun social menjadikan beliau sangat lekat dengan bumi pertiwi. Lalu hari ini kembali dengan kabar yang tak jauh berbeda, sosok yang karyanya sedang lekat-lekatnya dengan anak muda yang menyebut dirinya sobat ambyar, Dionisius Praseto (Didi kempot). Kedekatan mereka dengan penggemarnya benar-benar tak jauh dari kebermanfaatan dan peran mereka. Bicara tentang kematian, detik ini-pun  saya bertanya pada diri sendiri, siapa berikutnya? Apakah saya..  I think, when we talking about death is like playing gambling.

Disini saya mau ngomongin tentang mati, sebagai self reminder bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang selalu mengingat mati dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya dan selalu berpikir seolah hari ini adalah hari yang terakhir.

Ketika satu desah nafas adalah satu langkah menuju kubur, semakin hari semakin  dekat dengan kematian. Kematian bukan hanya milik orang lain, dapat menjemput dimana dan kapan saja. Begitu ajal tiba maka tidak ada lagi yang dapat menolong dan harta benda yang mati-matian di kumpulkan tidak dapat dibawa, kenapa? Karena Semua itu milik Allah. Tinggal sehelai kain kafan yang dililitkan di tubuh yang terbujur kaku, bersyukur bila ada yang menyolatkan. 

Wajah yang dibuka untuk menyentuh tanah dan papan akan ditutup. Perlahan-lahan orang akan menaburkan tanah  sehingga semakin gelap dan semua orang meninggalkan diri sendiri. Coba bayangkan seseorang yang punya anak, istri, suami, keraba, fans, mereka tak bisa membantu apa-apa,guys ini lebih serem dari judul film akhir tahun “home alone” atau kesendirian (tidak ada yang peduli) yang sering orang bilang hal paling menyedihkan. So, why are you too relaxed facing death? Wahai diri yang bandel, mau berangkat ujian yang waktunya udah jelas aja kita pakai persiapan!

Cacing, ulat-ulat mulai menjalar dan mengunyah tubuh. Tapi yang menjadi masalah adalah ketika malaikat munkar dan nakir datang, mungkin pertanyaanya “Wahai mahluk malang yang berpuluh tahun hidup di dunia, betapa banyak kau mengkhianati Allah yang selalu menjamumu, betapa banyak nikmat-Nya dan kau balas penghianatan?” ini pertanyaan udah di alam kubur loh, bukan pertanyaan dosen pas lagi sidang skripsi yang kalo jawab salah besok bisa revisi, atau jawab pertanyaan pas lagi diskusi presentasi, yang kalo mentok ga bisa jawab karena kurang persiapan kita bisa browsing atau searching.

Dinding kubur mulai menghimpit tubuh. Sepatutnya sholat membela, tapi sholat terlalu lemah, karena tidak pernah khusyu’. Mungkin sedekah akan membela tapi sedekah terlalu lemah karena terlalu sedikit dan jauh dari kata ikhlas. Mungkin puasa akan menolong, tapi puasa hanyalah puasa di perut, mata tidak pernah berpuasa, mulut tidak pernah berpuasa menyakiti orang lain. Mungkin haji akan menolong, tapi haji pun mardud, tertolak karena niat tidak benar. Tinggallah menderita, paling tidak doa anak dan keluarga dapat membantu, tapi mereka tidak berdoa karena tidak pernah mengajarkan mereka mengenal Allah dengan baik.

Berbahagialah bagi orang-orang yang cukup bekal, begitulah yang sering kita denger di setiap kajian, ceramah, atau nasihat guru ngaji (apa kah kita benar-benar menyimak?). Kubur adalah sebuah kenikmatan, sholatnya menjadi cahaya menerangi kegelapan, sedekahnya menjadi ganjaran, wakafnya menjadi pahala yang tak terputus-putus, orang-orang yang ditolong selalu mendoakan, anak-anak sholeh mendoakan.

Jadi wahai diri, kenapa selalu melihat kematian itu tidak memberi kesan pada diri? Sedangkan diri pasti menghadapinya dan amal kebaikan atau keburukan yang lebih banyak selalu diperhitungkan.

Berbuat yang terbaik setiap saat, tidak pernah menyia-nyiakan satu kejadian kecuali harus bermanfaat bagi dunia akhirat. Allahumma hawin ‘alaina fi sakarotil maut wannajata minannari wal ‘afwa ‘indalhisab.

Jika ada kesalahan dalam penulisan baik isi maupun tulisan, silahkan tulis di kolom komentar maupun lewat pesan e-mail. Insya Allah saya terbuka untuk berdiskusi apapun itu, asal mendatangkan manfaat. Wassalamualaikum warrohmatullahi wabarrokatu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode dan Cara Pengumpulan Data Statistik

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu registrasi, sensus, survey, dan eksperimen. Namun, secara umum dalam statistik, dikenal dua cara pengumpulan data yaitu sensus dan survey. Registrasi/pencatatan . Istilah registrasi saat ini lebih kepada pencatatan secara individu melalui berbagai institusi. Misalnya pencatatan penduduk di desa-desa secara terus menerus. Setiap ada warga baru yang tinggal, lahir, maupun meninggal, maka warga yang terlibat atau pun perangkat desa melakukan pencatatan. Cara ini lebih dikenal dengan istilah catatan administrasi. Lembaga-lembaga swasta, banyak yang secara otomatis telah memanfaatkan catatan administrasi sebagai data statistik, seperti contoh pelaporan pasien Rumah sakit & perbankan. Sensus   yaitu cara pengumpulan data secara lengkap, dimana seluruh elemen dalam populasi yang menjadi objek penelitian diselidiki/dicacah satu per satu. Survei yaitu pengumpulan data dimana data yang diselidiki adalah elemen dari p

BAHASA JAWA DAN HARAPAN

Kalau kita semua selama ini dalam berfikir tentang budaya dan bahasa Jawa, bisa dikatakan sangat sederhana, bahkan cenderung kita pandang sebelah mata. mari mulai sekarang kita ubah cara pandang tersebut. Setelah kita semua memahami, kalau didalam budaya Jawa banyak terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak, pastilah kita akan berusaha untuk mempelajari bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa merupakan pintu untuk memasuki atau membuka sebuah “Rumah Besar” yang disebut budaya Jawa tersebut. Setelah cara pandang kita terhadap budaya dan bahasa Jawa lebih komprehensif, pastilah yang kita dapat tidak hanya sebuah pengakuan kearifan lokal atau lokal genius tapi akan ada pengakuan global genius . Sementara itu, ada beberapa kalangan yang berfikir tidak suka budaya dan bahasa Jawa karena dianggapnya ruwet dan terlalu banyak aturan. Padahal harus kita sadari, kalau semakin tinggi suatu peradaban, akan semakin banyak dan detil dalam membuat

6.1. Perluasan Kaidah Menghitung

kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan diatas dapat diperluas hingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Jika n buah pecobaan masing- masing mempunyai p 1, p 2 ,……, p n   hasil percobaan yang mungkin terjadi yang dalam hal ini   setiap   p 1 tidak bergantung pada pilihan sebelumnya, maka jumlah hasil percobaan yang mungkin terjadi   adalah: a.        p 1 x p 2 x ….. x p n              untuk kaidah perkalian b.       p 1 + p 2 + ….. + p n          untuk kaidah penjumlahan Contoh 6.8 jika ada sepuluh pertanyaan yang masing-masing bisa dijawab benar atau salah (B atau S) berapakah kemungkinan kombinasi jawaban yang dapat dibuat? Penyelesaian: Andaikan 10 pertanyaan tersebut sebagai 10 buah kotak, masing-masing kotak hanya berisi 2 kemungkinan jawaban, B atau S:   Disini kita menggunkan kaidah perkalian, karena kesepuluh kotak ini harus terisi dengan jawaban B atau S (kotak 1 dan kotak 2dan kotak 3 dan …. D