Langsung ke konten utama

JALAN PANJANG PETA IMPIAN (part 2)

okay, saya mau menunaikan janji bakalan cerita melanjutkan perjalanan Revi. Saya akan bahas tentang pendidikan dan masa kuliahnya. Dimana rupanya Revi adalah mahasiswa pada umumnya yang pernah merasa salah jurursan, kewalahan dalam membagi waktu, merasa depresi, menjadi mahasiswa ansos. Tetapi bagaimana cara keluar dari itu semua mungkin berbeda!

Sebelum bercerita tentang Revi, saya pengen cerita tentang tanggapan ortunya dulu nih hehe.. Kalau bicara tentang pendidikan, banyak di luar sana orang tua yang tak mau dan tak mampu membiayai kuliah anaknya, bahkan sekedar memberikan restu pun tidak ckck.. Tapi, respon dari orang tua Revi ini bener-bener kudu dicontoh Mahmud-pahmud jaman now nih hehe.. mereka Tidak melarang, bahkan mendukung sepenuhnya keputusan dari sang anak. Orang tua yang siap memberikan dukungan dana, bahkan ketika meminta ijin ingin mencoba di sekolah kedinasan, orang tuanya tetap mendukung. Intinya selama revi mau, mampu, dan sanggup maka orang tuanya yes.. (uwuwww.. keren).

Kesangguppan Orang tuanya mungkin sudah penuh perhitungan, seperti melihat kerja keras revi dalam belajar. Buah kerja keras Revi sejak Sekolah dasar yaitu sempat meraih  Juara 3 lomba PAI tingkat kecamatan, Juara 2 LCC beregu tingkat kecamatan. Ketika  masuk SMP, dia pernah meraih  Juara 1 pramuka beregu tingkat kecamatan, Pernah lolos PASIAD Matematika sebagai salah satu perwakilan Kabupaten Wonosobo  di SMP-SMA Semesta. Lalu waktu SMA, Revi pernah tergabung sebagai Peserta Olimpiade Geografi Nasional di Mataram NTB, Juara 3 Olimpiade Geografi Nasional Beregu di Fakultas Geografi UGM Tingkat Nasional, dan Juara Umum Envi Camp beregu di Fakultas Geografi UGM, tingkat DIY-Jateng. Tuh kan… ngetiknya sampe capek, percaya kan dia punya daya saing yang ga kaleng-kaleng hehe

*sedikit informasi ! Apa itu PASIAD atau Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (Lembaga sosial masyarakat bentukan lembaga pengusaha Indonesia-Turki) banyak sekali lomba tahunan yang diadakan PASIAD seperti KMP (Kompetisi Matematika Pasiad), seni dan bahasa Indonesia, Science project Olympiad dll. 

Talking about education!
Kenapa saya tertarik bicara pendidikan dengan pemilik nomer sepatu 36 ini? Alasannya, selama saya SMA, Revi ini sosok yang paling bersemangat dalam menuntut ilmu (pekerja keras dan rajin banget guys) dan punya daya saing yang tinggi juga ckck.. Jadi kemarin sempet nanya sama dia, pendidikan tuh penting atau ga sih? jawabannya begini..

Menurut gadis kelahiran 1997 yang beriwayat pendidikan di TK PGRI Somogede, SD 01 Somogede, SMP N 02 Wadaslintang, SMA Muhammadiyah Wonosobo, dan S1 Jurusan Geografi Lingkungan UGM ini, Pendidikan itu sangat penting. Kenapa penting? Karena tujuan utama pendidikan untuk seseorang adalah demi kehidupan yang lebih baik dimasa depan. Namun sebelum mengarah ke kehidupan masa depan, pendidikan sangat penting untuk diri kita sendiri yaitu mencerdaskan diri sendiri, kenapa? Karena ketika seseorang dipandang sebagai seorang terpelajar, maka harapan dari masyakarat muncul yaitu harapan dapat berguna bagi masyarakat sekitar. Maka mau tidak mau seseorang berpendidikan akan dituntut untuk menjadi serba tau dan serba bisa, karena dianggap lebih berpengalaman. Maka malulah jika sudah berpendidikan tinggi-tinggi nyatanya hanya pintar untuk diri sendiri tanpa bisa bermanfaat bagi orang lain. Sebisa mungkin seorang berpendidikan harus menjadi orang pertama yang meluruskan ketika ada kesalahan informasi di masyarakat.

Selanjutnya untuk masalah pekerjaan, dengan pendidikan yang semakin tinggi maka nilai seseorang menjadi lebih tinggi juga. Maka harapannya dengan pendidikan yang semakin tinggi, pekerjaan yang diharapkan juga mudah dan tidak terlalu berat. Akan tetapi ketika sudah berpendidikan, meskipun belum mampu berkiprah di dunia pekerjaan atau pun masyakarat, setidaknya  anggaplah pendidikan adalah  berinvestasi pada diri sendiri untuk hidup dimasa depan. Karena yang namanya pengetahuan tidak sembarang orang bisa memilikinya. Orang tua yang dari latar belakang pendidikan yang kurang mungkin pengetahuannya banyak, itu karena dari pengalaman. Nah kalo kita yang masih muda bisa memiliki pengetahuan yang sama banyaknya bahkan lebih, bukankah lebih baik?

Bangkit dalam keterpurukan
Di mulai dari kondisi yang berat selama kuliah yaitu ketika laporan praktikum menumpuk karena disambi kegiatan UKM. Bukan ingin berhenti kuliah, tapi merasa salah jurusan, begitulah yang dirasakan Revi. Beban praktikum yang sangat berat, bukan karena laporannya yang banyak, namun karena pembagian waktunya yang belum seimbang. Rupanya ini masalah yang hampir semua mahasiswa tingkat  dia awal merasakannya.
Menyerah? Tidak! Dia bangkit kembali, apa yang membuatnya bangkit? Lagi-lagi mengingat dukungan orang tua, yaitu mereka yang bekerja untuk membiayai kuliah maka harus diganjar dengan diri yang berhasil menyelesaikan studi selama kuliah.

Kemudian titik terpuruk dan teramburadul adalah ketika menyelesaikan skripsi.
Hemm.. mahasiswa tingkat akhir merasakan ini semua sepertinya. Tinggal kadar kesetresannya aja yang berbeda-beda haha

Apa dia depresi? Jawabannya iya. Doi sampai pernah menghindar dari teman-temannya juga (ansos), sampai dititik tidak ingin melanjutkan kuliah karena tidak sanggup untuk mengerjakan skripsi.
(Ehm.. saya juga sempat kabur dari skripsi 2 bulan loh wkwk)

Masalah skripsinya macam-macam, mulai dari sulit mendapatkan data, salah mengolah data, tidak ada referensi yang diharapkan, hasil pengolahan data tidak sesuai dengan hipotesa, takut garapan skripsi salah, akhirnya timbul rasa malas mengerjakan karena bingung harus memulai dari mana. (Huhu.. dimasa kegiatan rutin nya pasti Satu, merenung haha)

Namun dia kadang terpikir, bahwa dia tidak akan bisa wisuda jika skripsi tidak diselesaikan. Selama dua bulan melepaskan diri dari skripsi dan justru menikmati waktu melakukan kegiatan di luar kuliah, akhirnya mulai ada rasa bosan dengan keseharian pada waktu itu, jadi sedikit demi sedikit dia mulai bangkit kembali, mulai membaca jurnal orang lain untuk menemukan ide menulis. Ketika muncul ide, maka mulai membuka lembar skripsi entah excel-nya untuk mengolah data atau word untuk mulai menulis apa yg akan dibahas.

JADI PERLU DIGARIS BAWAHI setiap orang memiliki titik jenuh masing-masing, kita boleh kok berhenti sejenak melepas lelah sembari menarik napas panjang (Ojo meksa Aken) tapi semuanya tetap memiliki tombol kontrol untuk kembali lagi dan menyelesaikan kewajiban.

Revi bilang orang tua yang membangkitkan semangat itu benar, tapi tak seutuhnya benar. Karena, sebenarnya bukan orang tua yang membangkitkan semangat untuk melanjutkan mengerjakan skripsi, karena orang tua hanya berusaha membuat kita tenang agar tidak depresi dan berpesan untuk mengerjakan sebisanya saja. Lalu siapa motivator terbesarnya? Diri sendiri, ya yang membangkitkan semangat adalah diri sendiri. Motivasinya saat itu adalah selesaikan skripsi dan segeralah bebas trus bisa main.

Ketika muncul pertanyaan, kapan semua itu akan berakhir? nyatanya semua akan selesai pada waktunya haha.. (ini kata2 sakti para pejuang skripsi dimanapun berada) Katanya begini, ketika diri merasa sedang terpuruk, cukup dengan bertadarus al quran meskipun tidak tahu arti dan maknanya, baca sambil sesenggukan, percayalah setelah itu hatimu terasa plong, dan segar kembali. (Yuk dicoba)

Sikecil yang energik wkwk
Mana yg lebih penting, akademik atau organisasi? Nahh ini dia.. Baginya Akademik penting, yang namanya belajar maka hasilnya yang diapresiasi dalam bentuk IPK menjadi penilaian yang penting. “Akademikmu bagus, maka IPK mu bagus. Namun yg terpenting bukan dari nilainya, karena ketika kamu mempersiapkan ujian dengan baik maka IPKmu bisa bagus, yang terpenting adalah bagaimana kamu mengolah ilmu yang didapat dari dosen dan menerapkannya di kehidupan nyata baik untuk dirimu sendiri maupun untuk orang lain dan lingkungan” begitu katanya.

Organisasi juga penting, karena kedepannya dalam menerapkan ilmu yang didapat, seseorang akan lebih hidup ketika sudah pernah berorganisasi. Disini peran organisasinya adalah bagaimana dia bisa bekerja dalam kelompok. Organisasi memberikan pengalaman dan cara berpikir sistematikan dalam suatu wadah/sistem yg besar, yang mana bisa jadi tidak dapatkannya selama diperkuliahan. 

Mana yg lebih penting, Revi pikir keduanya penting. Harus imbang. Akademik bagus sebagai dasar dalam berbicara dan berpendapat, dan organisasi yang bagus sebagai dasar dalam menghormati sebuah struktur, senioritas, bekerja dengan orang lain, mencapai tujuan tertentu, bersosialisasi, menjalankan amanah, belajar bertanggung jawab, belajar kepemimpinan, belajar menilai situasi, dan banyak hal.

Bicara akademik dan oragnisasi revi ternyata begitu memperhitungkan keduanya. Okay, saya tidak akan mengungkap akademikanya yang sudah tak perlu ditanyakan (itu terlalu aman hehe). Tentang dunia organisasi kampus maka kita kembali mengingat dunia perkuliahan yang tak jauh dari kata UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). 

Revi yang ternyata cukup energik dalam berorganisasi. Pertama, Dia penah mengikuti JMG-Jamaah Muslim Geografi (UKM keagamaan), yang dari sana ia mendapatkan lingkungan pertemanan yang menuntun untuk terus beribadah dan memperbaiki diri. Dari sini mulailah dia bermuhasabah diri. Meskipun kadang-kadang masih suka nyeleweng, setidaknya pengalaman yang pernah didapat sangat bermanfaat untuknya. Kedua, GSC-Geography Study Club (UKM kelompok studi), dari club inilah doi banyak sekali mendapatkan pengalaman menjalankan organisasi, pengalaman menjadi sekretaris organisasi, pengalaman melakukan penelitian. Lalu, IMAHAGI (ikatan mahasiswa geografi), adapun yang Revi didapat dari mengikuti organisasi ini yaitu koneksi pertemanan dengan mahasiswa geografi di regional 3 (JABAGTENG) dan beberapa dari regional lain, pengalaman dalam melakukan sidang konggres pemilihan korwil.

Ketiga organisasi yang cukup seimbang yah guys.. ketika dalam 3 oraganisasi itu bisa didapatkannya ilmu untuk mendukung pendidikannya, kerohaniannya, dan kehidupan selepas kuliah yaitu koneksi.

Belajar dari KKN
Menurutnya, Kehidupan kampus yg memberikan pembelajaran hidup yaitu KKN. Ketika dihadirkan oleh suatu kondisi nyata di lapangan, kondisi bermasyarakat yang sesungguhnya. Bagaimana menerapkan ilmu yang dipelajari?bagaimana menggambil pelajaran yang disuguhkan oleh masyarakat setempat?bagaimana berusha untuk tidak memberikan kesan buruk kepada masyarakat? Dan bagaimana Bekerja dalam tim KKN berasal dari berbagai bidang kuliah, dengan pengetahuan dan sifat yg bermacam2 pula. 

Akhirnya dia tau bahwa dunia yang akan dihadapi begitu besar. Menjaga stabilitas emosi bersama dengan tim KKN adalah salah satu pembelajaran besar dalam hidupnya yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan sama sekali. Karena selama bersama teman-temannya dari fakultas sendiri yang notabene berasal dari kepentingan dan lingkungan yg hampir sama, tidak ada gejolak konflik yg berarti. Sehingga ketika ada gejolak konflik dalam tim KKN, kita dituntut untuk tumbuh mendewasakan diri, dan sadar bahwa diluar sana dengan dunia yg lebih luas, dimasa depan akan menghadapi orang-orang yang tidak pernah dia temui sebelumnya.

Mungkin itu saja yang bisa di tuliskan, tracking Revi yang terlalu amazing sulit saya ceritakan disini. Harapan saya, setiap langkah yang baik bisa selalu kita ikuti dan perjuangan yang tak kenal lelah bisa kita jadikan pembelajaran. Okey di akhir tulisan ini, saya mau menyampaikan beberapa quote yang pernah saya dapatkan dari revi langsung: “Untuk mereka yg sedang menjalankan masa masa sekolah: nikmati masa sekolahmu, jangan biarkan waktu luangmu kosong begitu saja. Padatkan aktivitasmu. Memadatkan aktivitas tidak melulu harus belajar terus, belajar tentu punya porsinya sendiri, tapi kamu bisa mencari kesenangan atau hobi lain yg berguna dan positif tentunya. Selesaikan kewajibanmu dalam belajar secepatnya, dan bersenang2lah kemudian. Kata orang 'waktu tidak bisa dibeli, dan waktu tidak bisa kembali', maka untuk apa kita membutuhkan waktu kembali ketika kita telah memanfaatkan waktu itu dengan baik. Jadikan waktu sekarang yg akan berubah menjadi masa lalu di masa depan dengan ceritamu yg membanggakan. Kala itu kamu tinggal duduk manis dan tersenyum mengingat masa lalu, menceritakannya kepada orang lain tanpa ada penyesalan”

Ingin mengenal lebih dekat, berikut akun dari Reviana latifah:

line : @revia_rl / twitter : @rere_latifah / 
ig : @reviana.latifah / fb : reviana latifah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode dan Cara Pengumpulan Data Statistik

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu registrasi, sensus, survey, dan eksperimen. Namun, secara umum dalam statistik, dikenal dua cara pengumpulan data yaitu sensus dan survey. Registrasi/pencatatan . Istilah registrasi saat ini lebih kepada pencatatan secara individu melalui berbagai institusi. Misalnya pencatatan penduduk di desa-desa secara terus menerus. Setiap ada warga baru yang tinggal, lahir, maupun meninggal, maka warga yang terlibat atau pun perangkat desa melakukan pencatatan. Cara ini lebih dikenal dengan istilah catatan administrasi. Lembaga-lembaga swasta, banyak yang secara otomatis telah memanfaatkan catatan administrasi sebagai data statistik, seperti contoh pelaporan pasien Rumah sakit & perbankan. Sensus   yaitu cara pengumpulan data secara lengkap, dimana seluruh elemen dalam populasi yang menjadi objek penelitian diselidiki/dicacah satu per satu. Survei yaitu pengumpulan data dimana data yang diselidiki adalah elemen dari p

BAHASA JAWA DAN HARAPAN

Kalau kita semua selama ini dalam berfikir tentang budaya dan bahasa Jawa, bisa dikatakan sangat sederhana, bahkan cenderung kita pandang sebelah mata. mari mulai sekarang kita ubah cara pandang tersebut. Setelah kita semua memahami, kalau didalam budaya Jawa banyak terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak, pastilah kita akan berusaha untuk mempelajari bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa merupakan pintu untuk memasuki atau membuka sebuah “Rumah Besar” yang disebut budaya Jawa tersebut. Setelah cara pandang kita terhadap budaya dan bahasa Jawa lebih komprehensif, pastilah yang kita dapat tidak hanya sebuah pengakuan kearifan lokal atau lokal genius tapi akan ada pengakuan global genius . Sementara itu, ada beberapa kalangan yang berfikir tidak suka budaya dan bahasa Jawa karena dianggapnya ruwet dan terlalu banyak aturan. Padahal harus kita sadari, kalau semakin tinggi suatu peradaban, akan semakin banyak dan detil dalam membuat

6.1. Perluasan Kaidah Menghitung

kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan diatas dapat diperluas hingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Jika n buah pecobaan masing- masing mempunyai p 1, p 2 ,……, p n   hasil percobaan yang mungkin terjadi yang dalam hal ini   setiap   p 1 tidak bergantung pada pilihan sebelumnya, maka jumlah hasil percobaan yang mungkin terjadi   adalah: a.        p 1 x p 2 x ….. x p n              untuk kaidah perkalian b.       p 1 + p 2 + ….. + p n          untuk kaidah penjumlahan Contoh 6.8 jika ada sepuluh pertanyaan yang masing-masing bisa dijawab benar atau salah (B atau S) berapakah kemungkinan kombinasi jawaban yang dapat dibuat? Penyelesaian: Andaikan 10 pertanyaan tersebut sebagai 10 buah kotak, masing-masing kotak hanya berisi 2 kemungkinan jawaban, B atau S:   Disini kita menggunkan kaidah perkalian, karena kesepuluh kotak ini harus terisi dengan jawaban B atau S (kotak 1 dan kotak 2dan kotak 3 dan …. D