Langsung ke konten utama

Orang pinter kalah sama beruntung, kamu percaya?

Banyak banget yang bilang, orang pinter, kalah sama orang kaya dan orang kaya kalah sama orang beruntung? Sempet percaya sih.. Sampai pada akhirnya waktu SMP guru IPA bilang gini "Tidak ada namanya keberuntungan, yang ada adalah hasil usaha dan doa yang dikabulkan"

Dari situ nih.. saya mulai goyah dengan ucapan "Semoga kamu beruntung" ketika mau melaksanakan ujian haha..
Tolong dong, ini saya masuk ruang ujian bukan mau main gaplek di warung tongkrongan (meskipun saya belum pernah nyobain main gaplek atau main togel uji keberuntungan, jadi ga tau sensasinya gimana wkwk).

Jadi adakah yang tanya apa pendapat saya tentang keberuntungan? Wkwk.. nanya sendiri jawab sendiri, kaya stand up komedi. Menurut kesotoyan saya haha.. keberuntungan itu bisa di dapat jika dibarengi pengetahuan/ilmu.

Misalnya gini deh.. ketika ada orang pedalaman datang keperkotaan, lalu waktu di jalan orang tersebut tiba-tiba tersandung (kaya judul film wkwk) nah.. tersandung nya ini sama uang seratus ribuan segepok misal. Akhir nya orang ini marah-marah lah, mengumpat sama benda asing tersebut. Bagi orang pedalaman, yang tidak berpengetahuan bahwa yg buat dia terjatuh adalah benda berharga, maka bukannya uangnya diambil tapi dia injek dan di buang.

Trus.. coba di pikir, kalo yang tersandung uang itu kamu, iya kamu hehe.. pasti bukan mengumpat tapi bakalan sujud syukur, menganggap itu sebuah keberuntungan (rejeki nomplok haha) kapan lagi dapat kesandung uang segepok di jalan ya kan..

Terlihat perbedaannya bukan? Kamu tau menemukan uang di jalan itu sebuah keberuntungan karena kamu punya pengetahuan bahwa uang itu berharga/penting. Wkwk masuk yah analoginya

Nah, waktu saya naik motor tadi pagi.. saya kepikiran lagi nih. Jadi jaman saya sekolah, saya itu bisa dikatakan berkali-kali ngeluh karena menerima pelajaran tambahan atau dikasih tugas yang saya anggap susah dan menguras tenaga dan pikiran. Ternyata saya ini seperti orang pedalaman yg saya ceritakan yah wkwk.. saya kurang syukur dan merasa tidak beruntung, karena saya ga berpengetahuan bahwa ilmu itu berharga.

Jadi, yuk cari pengetahuan yang banyak, biar apa? Biar kita selalu merasa beruntung hehe
Inget, Barang siapa bersyukur, maka akan ditambah kenikmatannya oleh Allah Subhanahuwata'ala

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode dan Cara Pengumpulan Data Statistik

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu registrasi, sensus, survey, dan eksperimen. Namun, secara umum dalam statistik, dikenal dua cara pengumpulan data yaitu sensus dan survey. Registrasi/pencatatan . Istilah registrasi saat ini lebih kepada pencatatan secara individu melalui berbagai institusi. Misalnya pencatatan penduduk di desa-desa secara terus menerus. Setiap ada warga baru yang tinggal, lahir, maupun meninggal, maka warga yang terlibat atau pun perangkat desa melakukan pencatatan. Cara ini lebih dikenal dengan istilah catatan administrasi. Lembaga-lembaga swasta, banyak yang secara otomatis telah memanfaatkan catatan administrasi sebagai data statistik, seperti contoh pelaporan pasien Rumah sakit & perbankan. Sensus   yaitu cara pengumpulan data secara lengkap, dimana seluruh elemen dalam populasi yang menjadi objek penelitian diselidiki/dicacah satu per satu. Survei yaitu pengumpulan data dimana data yang diselidiki adalah elemen dari p

BAHASA JAWA DAN HARAPAN

Kalau kita semua selama ini dalam berfikir tentang budaya dan bahasa Jawa, bisa dikatakan sangat sederhana, bahkan cenderung kita pandang sebelah mata. mari mulai sekarang kita ubah cara pandang tersebut. Setelah kita semua memahami, kalau didalam budaya Jawa banyak terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak, pastilah kita akan berusaha untuk mempelajari bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa merupakan pintu untuk memasuki atau membuka sebuah “Rumah Besar” yang disebut budaya Jawa tersebut. Setelah cara pandang kita terhadap budaya dan bahasa Jawa lebih komprehensif, pastilah yang kita dapat tidak hanya sebuah pengakuan kearifan lokal atau lokal genius tapi akan ada pengakuan global genius . Sementara itu, ada beberapa kalangan yang berfikir tidak suka budaya dan bahasa Jawa karena dianggapnya ruwet dan terlalu banyak aturan. Padahal harus kita sadari, kalau semakin tinggi suatu peradaban, akan semakin banyak dan detil dalam membuat

6.1. Perluasan Kaidah Menghitung

kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan diatas dapat diperluas hingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Jika n buah pecobaan masing- masing mempunyai p 1, p 2 ,……, p n   hasil percobaan yang mungkin terjadi yang dalam hal ini   setiap   p 1 tidak bergantung pada pilihan sebelumnya, maka jumlah hasil percobaan yang mungkin terjadi   adalah: a.        p 1 x p 2 x ….. x p n              untuk kaidah perkalian b.       p 1 + p 2 + ….. + p n          untuk kaidah penjumlahan Contoh 6.8 jika ada sepuluh pertanyaan yang masing-masing bisa dijawab benar atau salah (B atau S) berapakah kemungkinan kombinasi jawaban yang dapat dibuat? Penyelesaian: Andaikan 10 pertanyaan tersebut sebagai 10 buah kotak, masing-masing kotak hanya berisi 2 kemungkinan jawaban, B atau S:   Disini kita menggunkan kaidah perkalian, karena kesepuluh kotak ini harus terisi dengan jawaban B atau S (kotak 1 dan kotak 2dan kotak 3 dan …. D