Langsung ke konten utama

Anatomi 4



Judul   : Kemanakah pancasila pergi?
Oleh    : Ryan Yuli Purnami. Sabtu, 11 Mei 2015                                         
 “Nilai persatuan sudah terlihat pudar, bahkan bisa dikatakan sudah menghilang. Kita lihat saja banyak kasus bentrok dan tawuran baik itu dikalangan pelajar maupun mahasiswa. Mahasiswa yang seharusnya menjadi agen of change, justru memberikan contoh yang kurang baik kepada generasi dibawahnya yaitu SMA, SMP, dan SD.” Begitulah yang dikatakan oleh Ryan Yuli Purnami (penulis artikel).
Yang menurut saya agak berlebihan. Karena bagaimanapun juga aksi demonstrasi adalah kebebasan mahasiswa untuk mengeluarkan pendapat dan aspirasinya, dan apabila terjadi anarkisme dan terjadi bentrok mahasiswa  dan petugas, janganlah melihat dari satu pihak. Misal mengatakan bahwa mahasiswa memberikan contoh yang buruk dan merusak tatanan Negara, karena boleh jadi aksi tersebut merupakan salah satu perlawanan unuk menentang ketidak adilan, dan para mahasiswa menginginkan tatanan negara yang lebih baik untuk kedepannya.
Namun memang benar, masih banyak juga generasi muda (mahasiswa) yang melakukan demonstrasi hingga terlewat batas yaitu tindak anarkisme. Yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan baik, misal musyawarah. Karena hal itu akan terliha lebih indah dari pada aksi dorong ataupun aksi jotos di depan publik.
Karena menggalang persatuan dan kesatuan untuk Indonesia yang lebih baik untuk kedepannya, serta mencari jati diri pancasila yang sudah hilang dan membawanya kembali adalah tugas kita bersama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode dan Cara Pengumpulan Data Statistik

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu registrasi, sensus, survey, dan eksperimen. Namun, secara umum dalam statistik, dikenal dua cara pengumpulan data yaitu sensus dan survey. Registrasi/pencatatan . Istilah registrasi saat ini lebih kepada pencatatan secara individu melalui berbagai institusi. Misalnya pencatatan penduduk di desa-desa secara terus menerus. Setiap ada warga baru yang tinggal, lahir, maupun meninggal, maka warga yang terlibat atau pun perangkat desa melakukan pencatatan. Cara ini lebih dikenal dengan istilah catatan administrasi. Lembaga-lembaga swasta, banyak yang secara otomatis telah memanfaatkan catatan administrasi sebagai data statistik, seperti contoh pelaporan pasien Rumah sakit & perbankan. Sensus   yaitu cara pengumpulan data secara lengkap, dimana seluruh elemen dalam populasi yang menjadi objek penelitian diselidiki/dicacah satu per satu. Survei yaitu pengumpulan data dimana data yang diselidiki adalah elemen dari p

BAHASA JAWA DAN HARAPAN

Kalau kita semua selama ini dalam berfikir tentang budaya dan bahasa Jawa, bisa dikatakan sangat sederhana, bahkan cenderung kita pandang sebelah mata. mari mulai sekarang kita ubah cara pandang tersebut. Setelah kita semua memahami, kalau didalam budaya Jawa banyak terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak, pastilah kita akan berusaha untuk mempelajari bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa merupakan pintu untuk memasuki atau membuka sebuah “Rumah Besar” yang disebut budaya Jawa tersebut. Setelah cara pandang kita terhadap budaya dan bahasa Jawa lebih komprehensif, pastilah yang kita dapat tidak hanya sebuah pengakuan kearifan lokal atau lokal genius tapi akan ada pengakuan global genius . Sementara itu, ada beberapa kalangan yang berfikir tidak suka budaya dan bahasa Jawa karena dianggapnya ruwet dan terlalu banyak aturan. Padahal harus kita sadari, kalau semakin tinggi suatu peradaban, akan semakin banyak dan detil dalam membuat

6.1. Perluasan Kaidah Menghitung

kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan diatas dapat diperluas hingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Jika n buah pecobaan masing- masing mempunyai p 1, p 2 ,……, p n   hasil percobaan yang mungkin terjadi yang dalam hal ini   setiap   p 1 tidak bergantung pada pilihan sebelumnya, maka jumlah hasil percobaan yang mungkin terjadi   adalah: a.        p 1 x p 2 x ….. x p n              untuk kaidah perkalian b.       p 1 + p 2 + ….. + p n          untuk kaidah penjumlahan Contoh 6.8 jika ada sepuluh pertanyaan yang masing-masing bisa dijawab benar atau salah (B atau S) berapakah kemungkinan kombinasi jawaban yang dapat dibuat? Penyelesaian: Andaikan 10 pertanyaan tersebut sebagai 10 buah kotak, masing-masing kotak hanya berisi 2 kemungkinan jawaban, B atau S:   Disini kita menggunkan kaidah perkalian, karena kesepuluh kotak ini harus terisi dengan jawaban B atau S (kotak 1 dan kotak 2dan kotak 3 dan …. D