Langsung ke konten utama

Feminin atau Maskulin?

Hay hay… sobat risma, disini saya akan membahas tentang maskulin dan feminin. Sebelum itu saya mau tanya dulu ya.. beberapa pertanyaan dibawah ini.

Mana yang lebih berfikir logis, cewek atau cowok? Mana yang lebih memakai perasaan, cowok atau cewek? Mana yang lebih egoistis, cowok atau cewek? Mana yang lebih pintar, cowok atau cewek? Mana yang lebih cenderung menyebalkan, cowok atau cewek?  Ets.. jangan membela diri anda yaa.. karena cowok dan cewek bisa sama-sama logis, pintar, peka, egoistis, dan menyebalkan,bergantung atas masing-masing personal.

Rasanya juga nggak adil kalau saya bilang cewek lebih pintar daripada cowok, nanti dikira saya bias gender lagi ngomongin soal mana yang lebih maskulin, dan mana yang lebih feminine, belum tentu loh.. yang maskulin itu pasti cowok, dan yang feminin pasti cewek. Sebelum saya  teruskan, ini juga nggak ada tendensi deskriminasi yang gay lo..

Feminin nggak hanya “milik” para cewek loo.. Banyak juga cowok yang feminine, bukan dalam artian “melambai”. Berdasarkan pengalaman pribadi hehehe.. beberapa cowok yang ada dilingkungan saya, cenderung memiliki sifat feminine. Misalnya lebih sensitife dan peka, memperhatikan sesuatu secara detail, senang dengan fesyen, hobi berbelanja, nggak suka nonton sepak bola, sampai gampang marah dan bawel persis cewek yang lagi PMS.

Sebaliknya, maskulin juga nggak melulu milik kaum cowok. Beberapa cewek juga bisa lebih cuek (sama penampilan atau menangggapi orang bawel), nggak suka hal-hal yang cewek banget seperti bunga, boneka, dan lain-lainnya. Nggak suka belanja yang ribet-ribet, hobi olahraga sepak bola atau sejenisnya, orangnya juga lebih praktis, dan logis.
Cukup yaa.. 

Tulisan jaman SMA haha

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode dan Cara Pengumpulan Data Statistik

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu registrasi, sensus, survey, dan eksperimen. Namun, secara umum dalam statistik, dikenal dua cara pengumpulan data yaitu sensus dan survey. Registrasi/pencatatan . Istilah registrasi saat ini lebih kepada pencatatan secara individu melalui berbagai institusi. Misalnya pencatatan penduduk di desa-desa secara terus menerus. Setiap ada warga baru yang tinggal, lahir, maupun meninggal, maka warga yang terlibat atau pun perangkat desa melakukan pencatatan. Cara ini lebih dikenal dengan istilah catatan administrasi. Lembaga-lembaga swasta, banyak yang secara otomatis telah memanfaatkan catatan administrasi sebagai data statistik, seperti contoh pelaporan pasien Rumah sakit & perbankan. Sensus   yaitu cara pengumpulan data secara lengkap, dimana seluruh elemen dalam populasi yang menjadi objek penelitian diselidiki/dicacah satu per satu. Survei yaitu pengumpulan data dimana data yang diselidiki adalah elemen dari p

BAHASA JAWA DAN HARAPAN

Kalau kita semua selama ini dalam berfikir tentang budaya dan bahasa Jawa, bisa dikatakan sangat sederhana, bahkan cenderung kita pandang sebelah mata. mari mulai sekarang kita ubah cara pandang tersebut. Setelah kita semua memahami, kalau didalam budaya Jawa banyak terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak, pastilah kita akan berusaha untuk mempelajari bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa merupakan pintu untuk memasuki atau membuka sebuah “Rumah Besar” yang disebut budaya Jawa tersebut. Setelah cara pandang kita terhadap budaya dan bahasa Jawa lebih komprehensif, pastilah yang kita dapat tidak hanya sebuah pengakuan kearifan lokal atau lokal genius tapi akan ada pengakuan global genius . Sementara itu, ada beberapa kalangan yang berfikir tidak suka budaya dan bahasa Jawa karena dianggapnya ruwet dan terlalu banyak aturan. Padahal harus kita sadari, kalau semakin tinggi suatu peradaban, akan semakin banyak dan detil dalam membuat

6.1. Perluasan Kaidah Menghitung

kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan diatas dapat diperluas hingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Jika n buah pecobaan masing- masing mempunyai p 1, p 2 ,……, p n   hasil percobaan yang mungkin terjadi yang dalam hal ini   setiap   p 1 tidak bergantung pada pilihan sebelumnya, maka jumlah hasil percobaan yang mungkin terjadi   adalah: a.        p 1 x p 2 x ….. x p n              untuk kaidah perkalian b.       p 1 + p 2 + ….. + p n          untuk kaidah penjumlahan Contoh 6.8 jika ada sepuluh pertanyaan yang masing-masing bisa dijawab benar atau salah (B atau S) berapakah kemungkinan kombinasi jawaban yang dapat dibuat? Penyelesaian: Andaikan 10 pertanyaan tersebut sebagai 10 buah kotak, masing-masing kotak hanya berisi 2 kemungkinan jawaban, B atau S:   Disini kita menggunkan kaidah perkalian, karena kesepuluh kotak ini harus terisi dengan jawaban B atau S (kotak 1 dan kotak 2dan kotak 3 dan …. D