Langsung ke konten utama

RENUNGAN CATATAN SEJARAH BANGSA



Begitu pentingnya budaya dan bahasa Jawa, karena merupakan jati diri bangsa nusantara (Indonesia) dan sangat mempengaruhi segala aspek dalam hidup dan kehidupan bangsa kita, entah secara mikro maupun makro. Dalam sejarah bangsa kita tercatat :
 Ketika budaya dan bahasa Jawa masih kuat dan dipegang teguh dalam hidup dan kehidupan bangsa kita sebagai jatidiri bangsa:
  1. Kerajaan Mataram dengan masa pemerintahan yang sangat lama berabad-abad (abad 7 – 10) hancurnya karena bencana alam yaitu gunung Merapi meletus, selanjutnya oleh Mpu Sinduk dipindah ke arah timur (daerah Nganjuk dimasa sekarang) menjadi kerajaan Medangkamulan.
  2. Kerajaan Medangkamulan – Kahuripan – Daha/Kediri, dengan masa pemerintahan    1042-1222 M. Kerajaannya runtuh karena seiring dengan perkembangan jaman adanya kesadaran kemaritiman yang diprakarsai oleh Ken Arok. Sehingga oleh salah satu perwira TNI angkatan laut (R Hadi Sutaryo dalam bukunya Sejarah Ken Arok), Ken Arok disebut Bapak Maritim Indonesia. Dikaji kembali dalam forum diskusi kejiwaan di komplek Angkatan Laut Kelapa Gading. Anggota forum diskusi tersebut antara lain : PC. Mudjio, Hadi Soebroto, M. Suhardji, SE, MM., Kartiono,  Cece Kumala, Ruju Brono Pramusti, Karno Rumboko dan Irvianto (tahun 2003).
  3. Kerajaan Singhasari dengan masa pemerintahan 1222-1292 M. Kerajaan hancur karena pengkhianatan menantunya Raja Singhasari terakhir (Arya Ardaraja) yang tidak memiliki jati diri dan berkarakter, lebih cenderung bersikap munafik.
  4. Kerajaan Majapahit dengan masa pemerintahan ± 2 abad (1293–1527 M), hancur karena mulai hilangnya Jawa sebagai jati diri bangsa sehingga mengakibatkan banyak konflik.
Ketika budaya dan bahasa Jawa mulai luntur atau hilang dalam hidup dan kehidupan bangsa kita sebagai jatidiri bangsa:
  1. Kerajaan Demak dengan masa pemerintahan 1521–1548 M. Hancur karena konflik keluarga antara Pangeran Sedolepen (ayahhanda Aryo Panangsang) dengan saudaranya yang akhirnya menjadi Raja Demak terakhir (Sultan Trenggono). Akhirnya pemerintahan dipindahkan ke Pajang oleh menantu Sultan Trenggono (Joko Tingkir), dan bergelar Sultan Hadiwijaya.
  2. Kerajaan Pajang dengan masa pemerintahan 1568–1586 M. Hancur karena pemberontakan anak angkatnya sendiri (Danang Sutawijaya) dan mendirikan kerajaan Mataram bergelar Panembahan Senopati.
  3. Kerajaan Mataram Baru (kata baru untuk membedakan dengan Mataram yang terdahulu) dengan masa pemerintahan 1588–1681 M hancur pada masa kerajaan dipimpin oleh Sunan Amangkurat II karena pemberontakan Trunojoyo, serta disisi lain mulai masuknya pengaruh VOC. Kerajaan pindah ke Kartosuro. Pada masa kerajaan Mataram ini sebenarnya Jatidiri Jawa kembali menguat, terutama pada masa pemerintahan Sultan Agung. Sehingga pada masa pemerintahan Sultan Agung kerajaan Mataram mengalami masa keemasan atau kejayaan, pada masa ini banyak karya senibudaya serta sastra bermunculan, termasuk meng-akulturasi-kan kalender Jawa dengan kalender Caka Hindhu dan kalender Hijriah.
  4. Kerajaan Kartosuro dengan masa pemerintahan 1680–1742 M. Kerajaan hancur karena banyak konflik keluarga. Pada masa pemerintahan Sunan Tegalarum ada peristiwa geger Pecinan, Kutaraja terbakar habis. Sehingga Kerajaan dipindahkan ke Surakarta.
  5. Kerajaan Surakarta dengan masa pemerintahan 1742–1755 M. Hancur karena perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) pada masa pemerintahan Sunan Pakubuwono II. Kerajaan dibagi menjadi 4 kerajaan kecil (Kasunanan, Kasultanan, Pakualaman dan Mangkunegaran) yang sudah tidak lagi memiliki kewibawaan selayaknya Kerajaan, karena dalam tekanan VOC (Belanda).
Catatan sejarah bangsa kita tersebut tentunya perlu kita renungkan dan kita kaji untuk kita jadikan awal kebangkitan Bangsa Indonesia seperti yang dicita-citakan sang proklamator     Ir. Soekarno. Karena saat ini masa pemerintahan negara Indonesia baru 66 tahun tetapi indikator kehancuran atau keterpurukan sudah nampak diberbagai lini kehidupan berbangsa dan bernegara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode dan Cara Pengumpulan Data Statistik

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu registrasi, sensus, survey, dan eksperimen. Namun, secara umum dalam statistik, dikenal dua cara pengumpulan data yaitu sensus dan survey. Registrasi/pencatatan . Istilah registrasi saat ini lebih kepada pencatatan secara individu melalui berbagai institusi. Misalnya pencatatan penduduk di desa-desa secara terus menerus. Setiap ada warga baru yang tinggal, lahir, maupun meninggal, maka warga yang terlibat atau pun perangkat desa melakukan pencatatan. Cara ini lebih dikenal dengan istilah catatan administrasi. Lembaga-lembaga swasta, banyak yang secara otomatis telah memanfaatkan catatan administrasi sebagai data statistik, seperti contoh pelaporan pasien Rumah sakit & perbankan. Sensus   yaitu cara pengumpulan data secara lengkap, dimana seluruh elemen dalam populasi yang menjadi objek penelitian diselidiki/dicacah satu per satu. Survei yaitu pengumpulan data dimana data yang diselidiki adalah elemen dari p

BAHASA JAWA DAN HARAPAN

Kalau kita semua selama ini dalam berfikir tentang budaya dan bahasa Jawa, bisa dikatakan sangat sederhana, bahkan cenderung kita pandang sebelah mata. mari mulai sekarang kita ubah cara pandang tersebut. Setelah kita semua memahami, kalau didalam budaya Jawa banyak terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak, pastilah kita akan berusaha untuk mempelajari bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa merupakan pintu untuk memasuki atau membuka sebuah “Rumah Besar” yang disebut budaya Jawa tersebut. Setelah cara pandang kita terhadap budaya dan bahasa Jawa lebih komprehensif, pastilah yang kita dapat tidak hanya sebuah pengakuan kearifan lokal atau lokal genius tapi akan ada pengakuan global genius . Sementara itu, ada beberapa kalangan yang berfikir tidak suka budaya dan bahasa Jawa karena dianggapnya ruwet dan terlalu banyak aturan. Padahal harus kita sadari, kalau semakin tinggi suatu peradaban, akan semakin banyak dan detil dalam membuat

6.1. Perluasan Kaidah Menghitung

kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan diatas dapat diperluas hingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Jika n buah pecobaan masing- masing mempunyai p 1, p 2 ,……, p n   hasil percobaan yang mungkin terjadi yang dalam hal ini   setiap   p 1 tidak bergantung pada pilihan sebelumnya, maka jumlah hasil percobaan yang mungkin terjadi   adalah: a.        p 1 x p 2 x ….. x p n              untuk kaidah perkalian b.       p 1 + p 2 + ….. + p n          untuk kaidah penjumlahan Contoh 6.8 jika ada sepuluh pertanyaan yang masing-masing bisa dijawab benar atau salah (B atau S) berapakah kemungkinan kombinasi jawaban yang dapat dibuat? Penyelesaian: Andaikan 10 pertanyaan tersebut sebagai 10 buah kotak, masing-masing kotak hanya berisi 2 kemungkinan jawaban, B atau S:   Disini kita menggunkan kaidah perkalian, karena kesepuluh kotak ini harus terisi dengan jawaban B atau S (kotak 1 dan kotak 2dan kotak 3 dan …. D