Langsung ke konten utama

Penggolongan Data Satistik



Data statistik ditinjau dari segi sifatnya dibagi menjadi dua yaitu data kuantitatif(data yang berbentuk angka dan dikelompokkan kembali berdasarkan skala interval dan ratio) dan data kualitatif (data yang tidak berbentuk angka dan dibuat menjadi skala nominal dan ordinal).
Data kuantitaf dibagi menjadi dua macam, yaitu:
·           Data variabel diskrit (data hasil menghitung atau membilang), contohnya: keluarga A mempunyai lima anak lakilaki dan dua anak perempuan.
·           Data variabel kontinu (data hasil pengukuran), contohnya: Luasa suatu daerah adalah 5000 m2, kecepatan mobil adalah 75 Km/Jam.
Data kuantitatif juga dibagi menjadi dua, yaitu:
·           Data Kualitatif nominal, yaitu data non numerik dan data tersebut tidak memiliki pola atau struktur tertentu. Contohnya: Jenis kelamin.
·           Data kualitatif ordinal, yaitu data non numerikdan data tersebut memiliki pola urutan atau memiliki struktur tertentu. Contohnya: tingkat pendidikan. Perguruan tinggi lebih besar tingkatannya dari pada SMA, SMA>SMP>SD.
Ditinjau dari segi sumbernya (sumber dari mana data angka itu diperoleh), data statistik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data internal (data yang bersumber dari suatu instansi atau kelompok) dan data eksternal (data yang bersumber dari luar instansi atau kelompok).
Contoh data internal yaitu:
Pengusaha mencatat segala aktifitas perusahaannya sendiri, misalnya   keadaan pegawai, keadaan barang di gudang, pengeluaran, hasil jualan, keadaan produksi pabriknya dan aktivitas lainnya yang terjadi di dalam perusahaan itu.
 Adapun data eksternal dibagi lagi menjadi dua, yaitu data ekternal primer (data primer) dan data eksternal sekunder (data sekunder).Data primer yaitu data yang dikeluarkan dan dikumpulkan sendiri oleh individu, kelompok, atau instansi langsung dari sumbernya atau bersumber dari tangan pertama (first hand data). Contohnya:
o   Kondisi kelas saat proses belajar mengajar di SMAN 1 Anyer kelas XII Ipa 1.
o   Tingkat kedisiplinan siswa telah mencapai 90% dari yang diharapkan.
o   Tingginya prestasi belajar siswa kelas XII jurusan Bahasa.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan biasanya telah diolah oleh pihak lain, atau bersumber dari tangan kedua (second hand data). Contohnya:
o   Keaktifan siswa saat proses belajar mengajar menurut pengamatan guru.
o   Jumlah pengunjung perpustakaan pada akhir semester diperoleh dari daftar hadir.
o   Minat siswa yang ingin masuk perguruan tinggi negeri tahun 2010 sampai tahun 2015 diperoleh dari guru BK.
o   Data tentang alumni IAIN yang diperoleh atau bersumber dari surat kabar Masa Kini, Kedaulatan Rakyat, Berita Nasional, dan sebagainya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode dan Cara Pengumpulan Data Statistik

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu registrasi, sensus, survey, dan eksperimen. Namun, secara umum dalam statistik, dikenal dua cara pengumpulan data yaitu sensus dan survey. Registrasi/pencatatan . Istilah registrasi saat ini lebih kepada pencatatan secara individu melalui berbagai institusi. Misalnya pencatatan penduduk di desa-desa secara terus menerus. Setiap ada warga baru yang tinggal, lahir, maupun meninggal, maka warga yang terlibat atau pun perangkat desa melakukan pencatatan. Cara ini lebih dikenal dengan istilah catatan administrasi. Lembaga-lembaga swasta, banyak yang secara otomatis telah memanfaatkan catatan administrasi sebagai data statistik, seperti contoh pelaporan pasien Rumah sakit & perbankan. Sensus   yaitu cara pengumpulan data secara lengkap, dimana seluruh elemen dalam populasi yang menjadi objek penelitian diselidiki/dicacah satu per satu. Survei yaitu pengumpulan data dimana data yang diselidiki adalah elemen dari p

BAHASA JAWA DAN HARAPAN

Kalau kita semua selama ini dalam berfikir tentang budaya dan bahasa Jawa, bisa dikatakan sangat sederhana, bahkan cenderung kita pandang sebelah mata. mari mulai sekarang kita ubah cara pandang tersebut. Setelah kita semua memahami, kalau didalam budaya Jawa banyak terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak, pastilah kita akan berusaha untuk mempelajari bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa merupakan pintu untuk memasuki atau membuka sebuah “Rumah Besar” yang disebut budaya Jawa tersebut. Setelah cara pandang kita terhadap budaya dan bahasa Jawa lebih komprehensif, pastilah yang kita dapat tidak hanya sebuah pengakuan kearifan lokal atau lokal genius tapi akan ada pengakuan global genius . Sementara itu, ada beberapa kalangan yang berfikir tidak suka budaya dan bahasa Jawa karena dianggapnya ruwet dan terlalu banyak aturan. Padahal harus kita sadari, kalau semakin tinggi suatu peradaban, akan semakin banyak dan detil dalam membuat

6.1. Perluasan Kaidah Menghitung

kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan diatas dapat diperluas hingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Jika n buah pecobaan masing- masing mempunyai p 1, p 2 ,……, p n   hasil percobaan yang mungkin terjadi yang dalam hal ini   setiap   p 1 tidak bergantung pada pilihan sebelumnya, maka jumlah hasil percobaan yang mungkin terjadi   adalah: a.        p 1 x p 2 x ….. x p n              untuk kaidah perkalian b.       p 1 + p 2 + ….. + p n          untuk kaidah penjumlahan Contoh 6.8 jika ada sepuluh pertanyaan yang masing-masing bisa dijawab benar atau salah (B atau S) berapakah kemungkinan kombinasi jawaban yang dapat dibuat? Penyelesaian: Andaikan 10 pertanyaan tersebut sebagai 10 buah kotak, masing-masing kotak hanya berisi 2 kemungkinan jawaban, B atau S:   Disini kita menggunkan kaidah perkalian, karena kesepuluh kotak ini harus terisi dengan jawaban B atau S (kotak 1 dan kotak 2dan kotak 3 dan …. D