Langsung ke konten utama

FAKTA- FAKTA KURIKULUM 2013



Metrotvnews.com, Surakarta: Kurikulum 2013 yang secara nasional mulai diberlakukan tahun ajaran lalu terus menjadi sorotan dan menuai beragam kritik. Utamanya menyangkut implementasi yang dinilai masih banyak kekurangan. Pemerhati pendidikan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Furqon Hidayatullah melihat ada delapan masalah yang menyebabkan penerapan kurikulum yang disebut-sebut sebagai yang terbaik sejak 1975 itu kurang optimal.  "Saya belum lama ini melakukan survei terkait implementasi kurikulum 2013. Saya menemukan ada delapan masalah yang semuanya itu terkait langsung dengan para guru," katanya di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (19/10).
Delapan masalah itu adalah sulitnya mengubah mindset guru, perubahan proses pembelajaran dari teacher centered ke student centered, rendahnya moral spiritual, budaya membaca dan meneliti masih rendah. Kemudian, kurangnya penguasaan teknologi informasi, lemahnya penguasaan bidang administrasi, dan kecenderungan guru yang lebih banyak menekankan aspek kognitif. Padahal, semestinya guru juga harus memberikan porsi yang sama pada aspek afektif dan psikomotorik.Permasalahan kedelapan atau yang terakhir, masih banyak guru yang belum mau menjadi manusia pembelajar. Padahal, seorang guru dituntut untuk terus menambah pengetahuan dan memperluas wawasannya, terlebih setelah diberlakukannya kurikulum 2013. "Kurikulum 2013 ini menuntut guru untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif. Artinya, guru harus menjadi manusia pembelajar," tegas Furqon. (Ferdinand)

FAKTA LAIN
Ada indikasi kurikulum 2013 adalah kurikulum yang belum matang. Hal ini ditunjukan dengan pelatihan guru saat ini yang terkesan dipaksakan jelang penerapan kurikulum. Selain itu persiapan buku dinilai tidak sesuai prosedur, standar isi belum ada ternyata proses pengadaan buku sudah dilakukan. Manajemen kurikulumpun tidak matang, ditunjukan dengan adanya perubahan anggaran, maka koordinasi dalam anggaran perlu lebih dipersiapkan. Sehingga dapat disimpulkan kurikulum baru ini dinilai belum siap diimplementasikan.
Proses pembuatan kurikulum 2013 juga ditengarai tanpa perencanaan yang matang dan studi evaluasi terhadap efektifitas atau kegagalan kurikulum sebelumnya. Padahal untuk mengubah sebuah kurikulum perlu didahului dengan penelitian dan studi yang komperehensif, bukan asumsi dan opini dari segelintir orang yang berkuasa. Masih banyak alasan lainnya yang dipertanyakan sebelum kurikulum 2013 di berlakukan, seperti filosofi pendidikan, materi kurikulum, teknis implementasi di lapangan sampai sempitnya waktu untuk penerapan.

SOLUSI
Mengatasi segala sesuatu mengenai pelaksanaan kurikulum 2013 yang masih jauh dari ekspektasi, pemerintah juga harus memberikan instruktur nasional (IN) setiap kecamatan yang berada di kabupaten/kota untuk melatih para guru tersebut yang masih kurang memahami kurikulum 2013 ini. Serta juga sudah ambil tindakan yang akan difokuskan untuk mengatasi permasalahan kurikulum 2013 ini mulai dari pelatihan guru dan buku paket yang kurang,
Nah dengan prinsip yang sama, disini kita semua yang saat ini sedang menjalani proses kegiatan belajar di Sekolah dengan menerapkan sistem Kurikulum 2013. Kita semua paham adanya semua keluhan di twitter dan sosial media dan dimana-mana. Mungkin sudah cukup murid yang udah gerah dengan implementasi dari Kurikulum 2013 di Sekolah. Wajar mereka gerah, dengan guru aktif menjelaskan di kelas saja banyak siswa yang kurang dari aspek kognitif, apalagi dengan kurikulum 13 yang menekankan siswa untuk mencari ilmu atau mengeksplor sendiri.
Jadi dari sejak  awal dikeluarkannya kurikulum 2013 ini, ketika kita semua ributmengeluh akan kurikulum 2013, pemerintah juga rebut mengenai solusi terbaik untuk kita semua dan berusaha rekaman terus untuk merancang Sistem Kurikulum 201 supaya kita semua bisa tetep belajar dengan cara yang menyenangkan. Solusi menghadapi permasalahan kesulitan siswa di kurikulum 2013 yang baru ini adalah jangan banyak cari alasan dan jadikan ini tantangan yang harus bisa kita atasi sehingga kita betul-betul bisa menjadi seperti apa yang kita harapkan. Hadapi Kurikulum 2013 dengan positi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode dan Cara Pengumpulan Data Statistik

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui 4 cara yaitu registrasi, sensus, survey, dan eksperimen. Namun, secara umum dalam statistik, dikenal dua cara pengumpulan data yaitu sensus dan survey. Registrasi/pencatatan . Istilah registrasi saat ini lebih kepada pencatatan secara individu melalui berbagai institusi. Misalnya pencatatan penduduk di desa-desa secara terus menerus. Setiap ada warga baru yang tinggal, lahir, maupun meninggal, maka warga yang terlibat atau pun perangkat desa melakukan pencatatan. Cara ini lebih dikenal dengan istilah catatan administrasi. Lembaga-lembaga swasta, banyak yang secara otomatis telah memanfaatkan catatan administrasi sebagai data statistik, seperti contoh pelaporan pasien Rumah sakit & perbankan. Sensus   yaitu cara pengumpulan data secara lengkap, dimana seluruh elemen dalam populasi yang menjadi objek penelitian diselidiki/dicacah satu per satu. Survei yaitu pengumpulan data dimana data yang diselidiki adalah elemen dari p

BAHASA JAWA DAN HARAPAN

Kalau kita semua selama ini dalam berfikir tentang budaya dan bahasa Jawa, bisa dikatakan sangat sederhana, bahkan cenderung kita pandang sebelah mata. mari mulai sekarang kita ubah cara pandang tersebut. Setelah kita semua memahami, kalau didalam budaya Jawa banyak terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak, pastilah kita akan berusaha untuk mempelajari bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa merupakan pintu untuk memasuki atau membuka sebuah “Rumah Besar” yang disebut budaya Jawa tersebut. Setelah cara pandang kita terhadap budaya dan bahasa Jawa lebih komprehensif, pastilah yang kita dapat tidak hanya sebuah pengakuan kearifan lokal atau lokal genius tapi akan ada pengakuan global genius . Sementara itu, ada beberapa kalangan yang berfikir tidak suka budaya dan bahasa Jawa karena dianggapnya ruwet dan terlalu banyak aturan. Padahal harus kita sadari, kalau semakin tinggi suatu peradaban, akan semakin banyak dan detil dalam membuat

6.1. Perluasan Kaidah Menghitung

kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan diatas dapat diperluas hingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Jika n buah pecobaan masing- masing mempunyai p 1, p 2 ,……, p n   hasil percobaan yang mungkin terjadi yang dalam hal ini   setiap   p 1 tidak bergantung pada pilihan sebelumnya, maka jumlah hasil percobaan yang mungkin terjadi   adalah: a.        p 1 x p 2 x ….. x p n              untuk kaidah perkalian b.       p 1 + p 2 + ….. + p n          untuk kaidah penjumlahan Contoh 6.8 jika ada sepuluh pertanyaan yang masing-masing bisa dijawab benar atau salah (B atau S) berapakah kemungkinan kombinasi jawaban yang dapat dibuat? Penyelesaian: Andaikan 10 pertanyaan tersebut sebagai 10 buah kotak, masing-masing kotak hanya berisi 2 kemungkinan jawaban, B atau S:   Disini kita menggunkan kaidah perkalian, karena kesepuluh kotak ini harus terisi dengan jawaban B atau S (kotak 1 dan kotak 2dan kotak 3 dan …. D