Dalam buku
tersebut tertulis pada abad 7- 8 bangsa kita mengalami masa kejayaan dan
keemasan, dengan bukti banyaknya candi besar dan megah yang dibangun pada
masa itu. Sekarang mari kita renungkan, sangat mustahil bangunan – bangunan
yang besar, agung dan megah itu bisa berdiri kalau tidak ditunjang dengan
majunya ilmu pengetahuan dan tehnologi (untuk membangun rumah kecil saja kita
memerlukan SDM, ilmu pengetahuan dan tehnologi). Kira – kira ilmu pengetahuan
dan tehnologi apa saja yang mendukung berdirinya suatu pembangunan atau
terciptanya suatu maha karya :
=> Ilmu pengetahuan tata Negara
dan pemerintahan yang stabil.
Termasuk disini kondisi sosial,
ekonomi, politik, dan keamanan yang stabil dan terkendali. Suatu contoh,
pembangunan jembatan SURAMADU, ide awal oleh presiden Soekarno, baru terwujud
pada masa presiden Susilo Bambang Yudhoyono. sudah berapa puluh tahun dan
berapa kali ganti pemerintahan baru terwujud, itupun atas bantuan negara lain
bukan atas kekuatan bangsa kita sendiri. Ini merupakan bukti kalau
kondisi sosial, ekonomi, politik dan keamanan sangat berpengaruh
pada suatu pembangunan. Sementara menurut perkiraan para Arkeolog, Candi
Borobudur proses pembangunannya selama 104 tahun.
=> Ilmu pengetahuan
dan tehnologi bangunan, termasuk disini ilmu rancang bangun/ arsitektur, ilmu
kontruksi serta ilmu pengetahuan dan tehnologi lain yang terkait dengan
pendirian suatu bangunan. Candi Borobudur merupakan bukti kalau pada abad 7-8
bangsa kita sudah menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi kontruksi tingkat
tinggi, yaitu Tekhnologi Kontruksi Keseimbangan Angin atau Technology Air
Balance Contruction.
Bila dalam
legenda rakyat diceritakan kalau dalam pendirian suatu Candi pasti terkait
dengan kesaktian seorang tokoh dan mahkluk goib (takhayul) serta hal – hal lain
yang bersifat irasional. Memang benar kata Albert Einsten, “ketika rasio (akal)
manusia tidak mampu menjangkau, dia akan mengatakan sesuatu itu irasional”
tetapi “kalau rasio (akal) manusia mampu menjangkau , dia akan mengatakan
sesuatu itu rasional”.
=> SDM yang mumpuni dan ahli di
bidangnya, mulai :
- Ahli manajemen
- Ahli logistic
- Ahli rancang bangun/ arsitektur
- Ahli tata ruang
- Ahli pahat
- Ahli sastra
Dan, barang kali
masih banyak lagi para ahli dengan tingkat SDM yang tinggi. Karena tanpa
didukung SDM yang tinggi tidak mungkin suatu maha karya akan terwujud. Sekarang
yang menjadi pertanyaan, berapa populasi bangsa kita waktu itu. Dari
perkiraan beberapa ahli, diperkirakan populasi bangsa kita waktu itu (abad
7-8) ± 500.000 jiwa. Tetapi dengan jumlah populasi yang tidak begitu
banyak bangsa kita mampu membuat sebuah Mahakarya. Sementara bangsa kita saat
ini (2011) dengan jumlah populasi ± 250.000.000 jiwa, apa prestasi tingkat
dunia yang dicapai bangsa kita. Apakah dengan tercatatnya bangsa kita dalam
daftar bangsa terkorup di dunia merupakan suatu prestasi ?
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi bangsa kita dimasa itu sudah cukup
maju. Coba kita bayangkan, seandainya kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi
tersebut terus berkembang pesat sampai sekarang, pastilah banyak penemuan –
penemuan ilmu pengetahuan dan tehnologi baru hasil pemikiran bangsa kita, yang
mana ilmu pengetahuan dan tehnologi tersebut sangat berpengaruh pada kehidupan
manusia di seluruh dunia. Karena kalau penemunya bangsa kita (Jawa),
pastilah berbagai ilmu pengetahuan dan tehnologi tersebut memakai bahasa
Jawa, dan akhirnya seluruh dunia mempelajari bahasa Jawa.
Dalam agama Islam ada sebuah Hadits Rasululloh “Uthulubul Ilma Walau Bissyin” artinya Tuntutlah atau carilah ilmu walau sampai Negeri “Ssyin”. Selama ini negeri Ssyyn diartikan Negeri Cina. Setelah kita kaji Negeri Ssyyn tidak menutup kemungkinan adalah negeri Syainlendra, dengan dasar :
Dalam agama Islam ada sebuah Hadits Rasululloh “Uthulubul Ilma Walau Bissyin” artinya Tuntutlah atau carilah ilmu walau sampai Negeri “Ssyin”. Selama ini negeri Ssyyn diartikan Negeri Cina. Setelah kita kaji Negeri Ssyyn tidak menutup kemungkinan adalah negeri Syainlendra, dengan dasar :
- Masa kehidupan yang sama, antara Nabi Muhammad dengan Raja Syainlendra dari kerajaan Mataram kuno. yaitu abad ke 7. karena sesuatu yang janggal kalau kita menasehati anak kita, supaya mencari ilmu pada orang yang sudah meninggal ratusan tahun silam atau pada orang yang belum lahir, secara logika pastilah kita akan merekomendasikan pada seseorang yang satu masa kehidupan.
- Pada masa itu negeri Syainlendra termasuk negeri yang maju dan terkemuka di dunia, dengan bukti berbagai peninggalannya. Terutama candi Borobudur dan Prambanan.
- Letak yang cukup jauh dan menyeberang samudera (bila dibanding Cina, yang masih satu daratan dengan jazirah Arab), karena disini untuk symbol walau jauh dan sulit harus ditempuh dalam menuntut ilmu, karena Hadits ini terkait dengan Hadits lain yang memiliki arti kalau mencari ilmu itu wajib untuk Muslimin dan Muslimat.
- Pada abad 7-8 di negeri Cina (yang selama ini menjadi perkiraan Ulama) tidak ada sesuatu yang sangat monumental dalam catatan sejarah, bahkan pada masa itu ada perang saudara antar Dinasty. Selain hal tersebut pada masa itu tidak ada satupun literature sejarah Tiongkok yang menyebut kata “CINA” , tetapi berbagai literature sejarah menyebut kata “TIONGKOK”.
- Borobudur ada persamaan makna dan filosofi dengan Al Qur’an. Puncak Borobudur ada relief dan stupa jumlahnya satu, makna filosofinya ada kesamaan dengan Al Qur’an Surat Pertama. Begitu pula ketika kita turun ada relief dan Stupa jumlah 8 dengan Al Qur’an Surat 8, begitu seterusnya 16, 32, 64 dan 72.
Terlepas benar atau tidaknya analisa
ini, tidak ada salahnya kalau hal ini kita jadikan motivasi untuk kembalinya
Jawa demi bangkit dan jayanya bangsa nusantara atau Indonesia ini. Karena
selama ini kata “Syin” diartikan Cina juga merupakan sebuah perkiraan.
Komentar
Posting Komentar