Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan (Salameto, 2010:2).
Hamalik (2012:45) berpendapat belajar
mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku.
Sejalan dengan pendapat diatas, Hilgard
dan Brower dalam Hamalik (2012:45) mendefinisikan belajar sebagai perubahan
dalam perbuatan melalui aktivitas, praktik dan pengalaman. Sedangkan Rifa’i dan
Anni (2010:82) mengemukakan bahwa belajar merupakan proses penting bagi
perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang
dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Kesimpulan dari beberapa pendapat
tersebut belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang secara
keseluruhan untuk memperoleh suatu pengalaman.
Salah satu lingkungan belajar yang paling
penting adalah lingkungan keluarga, karena pada dasarnya pendidikan berlangsung
di lingkungan keluarga. Drijarkara (2006:57) menyatakan, “pendidikan secara
prinsip adalah berlangsung dalam lingkungan keluarga”. Keluarga mempunyai
fungsi yang sangat kuat pengaruhnya terhadap pendewasaan anak. Orang tua
mempunyai peran yang besar dalam pembentukan pola kepribadian anak. Adanya
ikatan emosional yang kuat antara anak dengan orang tua akan lebih mudah dalam
memberikan pengaruh tentang berbagai hal kepada anak termasuk dalam hal
belajar. Tinggi rendahnya mutu pendidikan dalam skala kecil misalnya sekolah,
dapat dilihat dari hasil belajar siswanya. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik faktor dari dalam (intern) maupun faktor dari luar
(ekstern). Yang termasuk intern adalah faktor psikologis,
misalnya kecerdasan, motivasi, berprestasi dan kemampuan kognitif. Sedangkan
yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental,
misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran, (Djamarah, 2000:45).
Lingkungan sosial yang banyak mempengaruhi
kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa sendiri. Keluarga
merupakan tempat dimana siswa melakukan sosialisasi untuk yang pertama kalinya
dan lingkungan pertama dalam pembentukan kepribadian kemampuan anak. Pentingnya
pendidikan anak di lingkungan keluarga menjadikan keluarga mempunyai pengaruh
yang terhadap keberhasilan anak. Cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan
latar kebudayaan juga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Dalam meningkatkan hasil belajar
diperlukan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan orang tua siswa.
Kenyataan yang ada sekarang ini adalah orang tua cenderung menyerahkan proses
pembelajaran siswa sepenuhnya kepada sekolah. Orang tua siswa terlalu sibuk
dengan pekerjaannya yang menyebabkan kurangnya perhatian yang mereka berikan
dan cenderung acuh terhadap kegiatan belajar anak. Seseorang dididik dan
dibimbing dalam keluarga yang kurang kasih sayang dan kurang perhatian, maka
siswa tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang nakal dan pemalas.
Menurut Hakim (2002:69) cara belajar
merupakan salah satu faktor penting bagi siswa agar mereka berhasil dalam
belajar. Tanpa adanya pelaksanaan cara belajar yang efektif dari seorang siswa
tidak mungkin bisa mencapai prestasi belajar yang tinggi sesuai dengan yang
diharapkan. Belajar dengan menggunakan cara yang efektif serta memperhatikan
waktu dalam belajar maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Setiap
siswa akan bisa belajar dengan efektif asalkan mau melatih menggunakan waktu
seefisien mungkin. Pada kenyataanya tidak semua siswa melaksanakan cara belajar
dengan efektif karena mereka tidak mengetahui startegi dan metode yang baik.
Slameto (2010:73) mengemukakan bahwa cara
belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang
sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa
yang sebenarnya kurang pandai tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena
mempunyai cara belajar yang baik.
Komentar
Posting Komentar