Langsung ke konten utama

Guru Kreatif

Utami Munandar (1995) mengatakan “Kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.” (dalam Idris, dkk, 2014, 62).
            Idris, dkk (2014: 63) mengatakan “Kreativitas juga merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Biasanya orang mengartikan kreativitas sebagai daya cipta, sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang baru. Sesungguhnya apa yang diciptakan itu tidak perlu hal-hal yang baru sama sekali, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.”
Guru yang merupakan panutan bagi para peserta didik, tentunya harus berperilaku dengan baik karena segala sesuatu yang ada pada individu seorang guru akan “ditiru” oleh peserta didik. Hal tersebut menjadi harapan bagi masyarakat agar guru bisa menjadi pribadi yang teladan dan berkompeten serta memiliki kepribadian yang unik dan bersifat khas dibandingkan dengan  profesi lainnya. Peran guru yang merupakan unsur penting dalam peningkatan layanan pendidikan, tentunya kini guru dituntut untuk profesional dimana seorang guru dapat memerankan prannya di lingkungan kehidupan kependidikan.
            Usman (2002)  mengatakan, “Kreativitas adalah salah satu kata kunci yang perlu dilakukan guru untuk memberikan layanan pendidikan yang maksimal sesuai kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan. Sebagaimana menjadi guru yang kreatif.” (dalam Mohamad dan Uno, 2014, 153).
            Profesi guru  merupakan bidang pekerjaan yang dituntut untuk mempunyai komitmen dalam kepribadiannya dalam meningkatkan mutu dan layanan pendidikan. Maka dari itu, suatu kepribadian unik dan bersifat khas yang bisa dikembangkan oleh seorang guru adalah kreativitas. Menurut Mohamad dan Uno (2014) kreativitas diidentifikasikan dari 4 dimensi, yaitu:
·         Person
-          Mampu melihat masalah dari segala arah;
-          Hasrat ingin tahu besar;
-          Terbuka terhadap pengalaman baru;
-          Suka tugas yang menantang;
-          Wawasan luas;
-          Menghargai karya orang lain.

·         Proses
Kretivitas dalam proses dinyatakan sebagai “Creativity is a process that manifest it self in fluency, in flexibility as well as in originality of thinking.” Dalam proses kretivitas ada 4 tahap, yaitu:
a.       Tahap pengenalan: merasakan ada masalah dalam kegiatan yang dilakukan;
b.      Tahap persiapan: mengumpulkan informasi penyebab masalah yang dirasakan dalam kegiatan itu;
c.       Tahap iluminasi: saat timbulnya inspirasi/ gagasan pemecahan masalah;
d.      Tahap verifikasi: tahap pengujian secra klinis berdasarkan realitas.

·         Product
Dimensi produk kreativitas digambarkan sebagai berikut “Creativity to bring something new into excistence” yang dinjukkan dari sifat:
a.       Baru, unik, berguna, benar, dan bernilai;
b.      Bersifat heuristik, menampilkan metode yang masih belum pernah/jarang dilakukan sebelumnya.
·         Press atau Dorongan
Ada beberapa faktor pendorong dan penghambat kreativitas, yaitu:
-          Faktor Pendorong
1.      Kepekaan dalam melihat lingkungan;
2.      Kebebasan dalam melihat lingkungan/ bertindak;
3.      Optimis dan berani ambil risiko, termasuk risiko yang paling buruk;
4.      Ketekunan untuk beratih;
5.      Hadapi masalah sebagai tantangan;
6.      Lingkungan yang kondusif, tidak kaku, dan otoriter.
-          Penghambat Kretivitas
1.      Malas berfikir, bertindak, berusaha, dan melakukan sesuatu;
2.      Implusif;
3.      Anggap remeh karya orang lain;
4.      Mudah putus asa, cepat bosan, tidak tahan uji;
5.      Cepat puas;
6.      Tak berani tanggung risiko;
7.      Tidak percaya diri;
8.      Tidak disiplin;

9.      Tidak tahan uji.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSES PEMBUATAN KECAP DAN FERMENTASINYA

Mikroba yang terlibat dalam pembuatan kecap : 1)       Aspergillus sp. dan Rhizopus sp Mula-mula kedelai difermentasi oleh kapang Aspergillus sp. dan Rhizopus sp. menjadi semacam tempe kedelai. Kemudian “tempe” ini dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam. Garam merupakan senyawa yang selektif terhadap pertumbuhan mikroba. 2)       Zygosaccharomyces dan Lactobacillus Hanya mikroba tahan garam saja yang tumbuh pada rendaman kedelai tersebut. Mikroba yang tumbuh pada rendaman kedelai pada umumnya dari jenis khamir dan bakteri tahan garam, seperti khamir Zygosaccharomyces dan bakteri susu Lactobacillus . Mikroba ini merombak protein menjadi asam-asam amino dan komponen rasa dan aroma, serta menghasilkan asam. Fermentasi terjadi jika kadar garam cukup tinggi, yaitu antara 15 sampai 20%. Proses pembuatan kecap dan fermentasinya          Proses pembuatan kecap dapat dilakukan...

6.1. Perluasan Kaidah Menghitung

kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan diatas dapat diperluas hingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Jika n buah pecobaan masing- masing mempunyai p 1, p 2 ,……, p n   hasil percobaan yang mungkin terjadi yang dalam hal ini   setiap   p 1 tidak bergantung pada pilihan sebelumnya, maka jumlah hasil percobaan yang mungkin terjadi   adalah: a.        p 1 x p 2 x ….. x p n              untuk kaidah perkalian b.       p 1 + p 2 + ….. + p n          untuk kaidah penjumlahan Contoh 6.8 jika ada sepuluh pertanyaan yang masing-masing bisa dijawab benar atau salah (B atau S) berapakah kemungkinan kombinasi jawaban yang dapat dibuat? Penyelesaian: Andaikan 10 pertanyaan tersebut sebagai 10 buah kotak, masing-masing kotak hanya berisi 2 kemungkinan jawaban, B atau S: ...

BAHASA JAWA DAN HARAPAN

Kalau kita semua selama ini dalam berfikir tentang budaya dan bahasa Jawa, bisa dikatakan sangat sederhana, bahkan cenderung kita pandang sebelah mata. mari mulai sekarang kita ubah cara pandang tersebut. Setelah kita semua memahami, kalau didalam budaya Jawa banyak terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak, pastilah kita akan berusaha untuk mempelajari bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa merupakan pintu untuk memasuki atau membuka sebuah “Rumah Besar” yang disebut budaya Jawa tersebut. Setelah cara pandang kita terhadap budaya dan bahasa Jawa lebih komprehensif, pastilah yang kita dapat tidak hanya sebuah pengakuan kearifan lokal atau lokal genius tapi akan ada pengakuan global genius . Sementara itu, ada beberapa kalangan yang berfikir tidak suka budaya dan bahasa Jawa karena dianggapnya ruwet dan terlalu banyak aturan. Padahal harus kita sadari, kalau semakin tinggi suatu peradaban, akan semakin banyak dan detil dalam membuat...