Langsung ke konten utama

Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Jawa Yang Sudah Hilang



Dalam hal ini sangat perlu kita membuka wawasan dan memberi pengertian pada seluruh komponen bangsa, tentang ilmu pengetahuan dan teknologi budaya Jawa (Javanologi) yang bermanfaat dan bisa membawa kejayaan serta kemakmuran. Karena selama ini kita terlena dan tidak peduli, sehingga saat ini banyak ilmu pengetahuan dan teknologi budaya Jawa yang telah diambil alih atau hak patentnya telah dimiliki oleh bangsa atau negara lain, diantaranya :
  1. Tempe hak patent ada pada Jepang.
  2. Salah satu perangkat Gamelan (Gong) untuk pengobatan penyakit akut dan kronis dimiliki Bernadette de maele dari Belgia.
  3. Berbagai jenis varietas padi Jawa dimiliki oleh beberapa negara lain. Padahal padi Jawa memiliki kandungan vitamin, mineral dan karbohidrat seimbang, sedangkan beras yang kita komsumsi saat ini lebih dominan kandungan karbohidrat. Sehingga akhir-akhir ini masyarakat kita banyak yang mengidap penyakit kencing manis, keropos tulang, asam urat, dll. Karena dalam karbohidrat banyak kandungan zat gula, sedangkan kandungan vitamin dan mineral sangat kurang.
  4. Dan masih banyak lagi ilmu pengetahuan dan tekhnologi budaya Jawa yang diambil alih atau diklaim negara lain karena masyarakat dan pemerintah (pemegang kebijakan) tidak memiliki kepedulian secara maksimal, termasuk beberapa waktu yang lalu Reog diklaim Malaysia.
Beberapa waktu lalu ada wacana  di berbagai media, supaya Kemendiknas (Dept. P & K) tidak begitu mudah memberi gelar “Profesor”  dan kalau perlu gelar  “Profesor” yang sudah disandang orang sebagian dicabut. Bila seseorang yang akan mendapat atau yang sudah  menyandang gelar “Profesor”  tersebut tidak mampu menemukan sesuatu  (ilmu pengetahuan dan tehnologi) yang  bermanfaat dan mempengaruhi hajat hidup orang banyak, jadi  tidak hanya pembacaan “Desertasi Ilmiah”  yang hanya dibacakan di Kampus saja, tetapi tidak “Aplikatif” di kehidupan masyarakat umum. Sebenarnya wacana ini cukup bagus, tapi tidak tahu mengapa wacana ini tidak bersambut atau berkembang, malah sekarang wacana ini hilang bagai ditelan angin.
Mulai kapan adanya deviasi atau terputusnya transformasi Iptek budaya Jawa, tentu hal ini yang terpikir dibenak kita semua. Beberapa kalangan pengarang sastra Jawa berpendapat , kita tidak perlu risau dan cemas akan nasib bahasa Jawa, karena bahasa Jawa pasti akan tetap ada, hanya saja berubah bentuk. Bahasa  Jawa kuno/kawi, bahasa Jawa madya/tengahan, bahasa Jawa anyar dan nanti menjadi bahasa “Jawa Modern”. Pendapat atau pemikiran ini tidak salah, karena hanya berdasarkan pada sisi  bahasa dan sastra, tetapi bagaimana dengan masalah “Transformasi Budaya”  yang di dalamnya berisi berbagai ilmu pengetahuan dan tehnologi….? Barangkali yang terjadi adalah terpuruknya bangsa ini. Karena seperti yang kita ketahui dalam sejarah,  dari Jawa Kuno (Kawi)  ke Jawa Madya (tengahan) masih ada kesinambungan “Transformasi  Budaya” sehingga bangsa kita pada masa itu masih tercatat di dunia dengan sejarah-sejarah dan bukti sejarah yang monumental, karena  perubahan transpormasi budaya tidak terlalu jauh atau terputus. Pada masa pemakaian bahasa Jawa madya (kira-kira abad 13-15), bahasa Jawa Kuno (Kawi) masih banyak atau sering dipergunakan, serta pemahamannya masih kuat.
Tetapi ketika perubahan dari bahasa Jawa Madya ke bahasa Jawa Anyar (kira-kira abad 15-20)  nampaknya “Transformasi Budaya”  tidak berjalan dengan baik atau barangkali malah terputus sama sekali, sehingga bangsa kita mengalami keterpurukan dan kehancuran yang amat sangat. Sedangkan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi dunia cukup pesat, khususnya dunia Barat yang setelah mengalami masa kegelapan abad 12-14 dan mereka mengalami masa kejayaan mulai abad 16-17 sampai sekarang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSES PEMBUATAN KECAP DAN FERMENTASINYA

Mikroba yang terlibat dalam pembuatan kecap : 1)       Aspergillus sp. dan Rhizopus sp Mula-mula kedelai difermentasi oleh kapang Aspergillus sp. dan Rhizopus sp. menjadi semacam tempe kedelai. Kemudian “tempe” ini dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam. Garam merupakan senyawa yang selektif terhadap pertumbuhan mikroba. 2)       Zygosaccharomyces dan Lactobacillus Hanya mikroba tahan garam saja yang tumbuh pada rendaman kedelai tersebut. Mikroba yang tumbuh pada rendaman kedelai pada umumnya dari jenis khamir dan bakteri tahan garam, seperti khamir Zygosaccharomyces dan bakteri susu Lactobacillus . Mikroba ini merombak protein menjadi asam-asam amino dan komponen rasa dan aroma, serta menghasilkan asam. Fermentasi terjadi jika kadar garam cukup tinggi, yaitu antara 15 sampai 20%. Proses pembuatan kecap dan fermentasinya          Proses pembuatan kecap dapat dilakukan...

6.1. Perluasan Kaidah Menghitung

kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan diatas dapat diperluas hingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Jika n buah pecobaan masing- masing mempunyai p 1, p 2 ,……, p n   hasil percobaan yang mungkin terjadi yang dalam hal ini   setiap   p 1 tidak bergantung pada pilihan sebelumnya, maka jumlah hasil percobaan yang mungkin terjadi   adalah: a.        p 1 x p 2 x ….. x p n              untuk kaidah perkalian b.       p 1 + p 2 + ….. + p n          untuk kaidah penjumlahan Contoh 6.8 jika ada sepuluh pertanyaan yang masing-masing bisa dijawab benar atau salah (B atau S) berapakah kemungkinan kombinasi jawaban yang dapat dibuat? Penyelesaian: Andaikan 10 pertanyaan tersebut sebagai 10 buah kotak, masing-masing kotak hanya berisi 2 kemungkinan jawaban, B atau S: ...

BAHASA JAWA DAN HARAPAN

Kalau kita semua selama ini dalam berfikir tentang budaya dan bahasa Jawa, bisa dikatakan sangat sederhana, bahkan cenderung kita pandang sebelah mata. mari mulai sekarang kita ubah cara pandang tersebut. Setelah kita semua memahami, kalau didalam budaya Jawa banyak terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak, pastilah kita akan berusaha untuk mempelajari bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa merupakan pintu untuk memasuki atau membuka sebuah “Rumah Besar” yang disebut budaya Jawa tersebut. Setelah cara pandang kita terhadap budaya dan bahasa Jawa lebih komprehensif, pastilah yang kita dapat tidak hanya sebuah pengakuan kearifan lokal atau lokal genius tapi akan ada pengakuan global genius . Sementara itu, ada beberapa kalangan yang berfikir tidak suka budaya dan bahasa Jawa karena dianggapnya ruwet dan terlalu banyak aturan. Padahal harus kita sadari, kalau semakin tinggi suatu peradaban, akan semakin banyak dan detil dalam membuat...