a. Gaya
belajar visual
Ketajaman visual,
meskipun lebih menonjol pada sebaagian orang, sangat kuat dalam diri setiap
orang. Alasannya adalah bahwa didalam otak terdapat lebih banyak perangkat
untuk memproses informasi visual daripada semua indra yang lain.
Beberapa tahun
yang lalu saya mendapat dana daripemerintah amerika serikat untuk menelaah
pengaruh pencitraan mental dalam belajar. Rekan saya, dr. owen caskey dari
texas tech university, dan saya menemukan bahwa orang-orang yang menggunakan
pencitraan(atau symbol) untuk mempelajari informasi teknis dan ilmiah rata-rata
memperoleh 12% lebih baik untuk ingatan jangka pendek dibandingkan dengan
mereka yang tidak menggunakan pencitraan, dan 26% lebih baik untuk ingatan
jangka panjang. Dan statistika ini berlaku bagi setiap orang tanpa memandang
usia, etnik, gender, atau gaya belajar yang dipilih.
Berikut ini adalah
daftar singkat gagasan-gagasan awal untuk meningkatkan penggunaan sarana visual
dalam belajar
-
Bahasa yang penuh gambar
-
Grafik persentasi yang
hidu
-
Benda tiga dimensi
-
Cerita yang hidup
-
Kreasi pictogram
-
Ikon alat bantu kerja
-
Pengamatan lapangan
-
Dekorasi berwarna-warni
-
Peripheral ruangan
-
Pelatihan pencitaraan
mental
Orang-orang
visual : rapi dan teratur, berbicara dengan cepat, perencana dan pengatur
jangka panjang yang baik, teliti terhadap detail, mementingkan penampilan baik
dalam hal pakaian maupun presentasi, pengeja yang baik dan dapat melihat
kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka, mengingat apa yang dilihat dari
pada yang didengar, mengingat dengan asosiasi visual, biasanya tidak terganggu
oleh keributan, mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal kecuali jika
ditulis dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya, pembaca cepat
dan tekun, lebih suka membaca daripada dibacakan, membutuhkan pandangan dan
tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti
tentang suatu masalah atau proyek, mencoret-coret tanpa arti selama berbicara
di telepon dan dalam rapat, lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain,
sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak, lebih suka
melakukan demonstrasi daripada berpidato, lebih suka seni daripada musik,
sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan tetapi tidak pandai memilih
kata-kata, kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin
memperhatikan.
b. Gaya
Belajar auditori
Pikiran auditori
kita lebih kuat daripada yang kita sadari . telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan
informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari. Dan ketika kita membuat suara
sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif.
Sebelm Johannes Gutenberg menemukan
mesin cetak pada 1440-an, kebanyakan
informasi disampaikan dari generasi kegenerasi secara lisan. Epos, mitos, dan
dongeng dalam semua kebudayaan kuno disampaikan melalui tradisi lisan :
Beowulf, lliad dan odyssey karya homer, Gilgamesh, dan banyak lagi lainnya.
Dan, seperti yang dapat anda bayangkan, kisah kisah itu diceritakan dengan kekayaan
suara yang begitu dramatis dan emosional sehingga menambah kesan mereka dalam
kenangan.
Bangsa yunani kuno
mendorong orang belajar dengan suara lantang lewat dialog. Filosofi mereka
adalah: jika kita mau belajar lebih banyak tentang apa saja, bicarakanlah tanpa
henti. Belaja auditori merupakan cara belajar standar bagi semua masyarakat
sejak awal sejarah.
Berikut ini adalah
daftar singkat gagasan-gagasan awal untuk meningkatkan penggunaan sarana
auditori dalam belajar
-
Ajaklah pembelajar
membaca keras-keras dari buku panduan dan layar computer
-
Ajaklah pembelajar
membaca satu paragraf, lalu mintalah mereka menguraikan dengan kata-kata
sendiri setiap paragraph yang dibaca dan rekam kedalam kaset. Lalu, mintalah
mereka mendengarkan kaset itu beberapa kali supaya terus ingat
-
Mintalah pembelajar
membuat rekaman sendiri yang berisi kata-kata kunci, atau proses dari apa yang
telah dibaca
Orang-orang
auditorial: berbicara kepada diri sendiri saat bekerja, mudah terganggu oleh
keributan, menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca, senang membaca dengan keras dan mendengarkan, dapat mengulangi kembali
dan menirukan nada, birama, dan warna suara, mereka kesulitan untuk menulis
tetapi hebat dalam berbicara, berbicara dengan irama yang terpola, biasanya
pembicara yang fasih, lebih suka music
daripada seni, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan
daripada yang dilihat, suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan segala
sesuatu panjang lebar, mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang
melibatkan visualisasi seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama
lain, lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, lebih suka
gurauan lisan daripada membaca komik .
c. Gaya
Belajar Kinestik
Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui
bergerak, menyentuh, dan melakukan. Siswa seperti ini tidak tahan untuk duduk
berlama-lama mendengarkan pelajaran dan merasa bisa belajar lebih baik jika
prosesnya disertai kegiatan fisik.
Kelebihannya,
mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan
mengendalikan gerak tubuh
Orang-orang
kinestetik: berbicara dengan perlahan, menanggapi perhatian fisik, menyentuh
orang untuk mendapatkan perhatian mereka, berdiri dekat ketika berbicara dengan
orang, Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, mempunyai
perkembangan awal otot-otot yang besar, belajar melalui memanipulasi dan
praktik, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai
penunjuk ketika membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, tidak dapat duduk
diam untuk waktu lama, tidak dapat mengingat geografi kecuali jika mereka
memang telah pernah berada di tempat itu, menggunakan kata-kata yang mengandung
aksi, menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot, mereka mencerminkan aksi
dengan gerakan tubuh saat membaca, kemungkinan tulisannya jelek, ingin
melakukan segala sesuatu, menyukai permainan yang menyibukkan.
Komentar
Posting Komentar