Pendidikan
dan pengajaran berintikan interaksi antara pendidik dengan terdidik atau antar
guru dengan siswa. Interksi pendidikan atau pengajaran hampir seluruhnya
menggunakan media bahasa, baik bahasa lisan, tulis ataupun gerak dan isyarat.
Interaksi yang menggunakan media bahasa disebut komunikasi. dengan demikian
komunikasi memegang peranan penting dalm interaksi pengajaran dan pendidikan.
Dilihat dari sisi siswa merupakan upaya belajar, sedangkan jika dilihat dari
sisi guru merupakan kegiatan belajar.
Menurut
Soetjipto (2000: 45) ada beberapa bentuk kegiatan atau metode mengajar yang
dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dikelas:
1.
Metode Ceramah
Dalam metode ceramah
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru umumnya didominasi dengan
menyampaian materi oleh guru saja dan didengarkan oleh muridnya.
2.
Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab adalah guru mengajukan pertanyaan
kepada murid tentang materi yang telah disampaikan. Pertanyaaan yang diajukan
bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu
kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan
jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik. Dan metode ini juga memiliki pengrauh terhadap
perkembangan berfikir kritis siswa.
3.
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola
pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis
materi pealajaran. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi
itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.
Dengan tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik
yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat
menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan.
4.
Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau
penyajian materi melalui penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan.
Pemberian tugas dapat secara individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap
siswa atau kelompok dapat sama dan dapat pula berbeda.
5.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan
pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti
suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
6.
Brainstorming (sumbang saran)
Brainstorming
adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru
di dalam kelas. lalah dengan melakukan suatu masalah ke kelas oleh guru,
kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga
mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru atau dapat diartikan
pula sebagai satu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia
dalam waktu yang sangat singkat. Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk
menguras habis apa yang dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang
dilontarkan guru ke kelas tersebut. Menurut Affandi (2013:50) Teknik
brain-storming merupakan salah satu cara mendapatkan sejumlah ide yang mudah
dan menyenangkan para pesertanya. Berbagai tujuan dan manfaat yang dapat
diambil dari teknik brainstorming, yaitu:
a.
Para siswa aktif berpikir
untuk menyatakan pendapat.
b.
Melatih siswa berpikir
dengan cepat dan tersusun logis.
c.
Merangsang siswa untuk
selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh
guru.
d.
Meningkatkan partisipasi
siswa dalam menerima pelajaran.
e.
Siswa kurang aktif mendapat
bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru.
f.
Terjadinya persaingan yang
sehat.
g.
Anak merasa dan gembira
h.
Suasana demokrasi dan
disiplin dapat ditumbuhkan.
Pendekatan belajar yang diperlukan
dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari dipengaruhi oleh
perkembangan proses mental yang digunakan dalam berpikir (perkembangan
kognitif) dan konsep yang digunakan dalam belajar. Perkembangan merupakan
proses perubahan yang terjadi sepanjang waktu ke arah positif. Jadi
perkembangan kognitif dalam pendidikan merupakan proses yang harus difasilitasi
dan dievaluasi pada diri siswa sepanjang waktu mereka menempuh pendidikan
termasuk kemampuan berpikir kritis.
Salah satu komponen berpikir kritis
yang perlu dikembangkan adalah keterampilan intelektual. Keterampilan
intelektual merupakan seperangkat keterampilan yang mengatur proses yang
terjadi dalam benak seseorang. Berbagai jenis keterampilan dapat dimasukkan
sebagai keterampilan intelektual yang menjadi kompetensi yang akan dicapai pada
pogram pengajaran. Keterampilan tersebut perlu diidentifikasi untuk dimasukkan
baik sebagai kompetensi yang ingin dicapai maupun menjadi pertimbangan dalam
menentukan proses pengajaran.
Sehingga di dalam proses belajar mengajar,
guru harus memiliki
strategi, agar siswa dapat belajar secara aktif dan efesien,
dan sesuai pada tujuan
yang diharapkan. Salah satu langkah-langkah untuk memiliki strategi ialah harus
memiliki teknik-teknik dan penyajian pembelajaran yang dapat ditangkap, dipahami, dan
digunakan siswa dengan baik.
Komentar
Posting Komentar