Dualisme sederhana adalah penataan bercabang dari dunia antara
baik dan buruk, benar dan salah, kami dan lainnya. Pandangan dualistik
dicirikan oleh dikotomi sederhana dan ketergantungan yang kuat pada keabsolutan
dan otoritas sebagai sumber kebenaran, nilai, dan kontrol.
Sehingga dalam hal keyakinan epistemologis, Dualisme menyiratkan pandangan absolutis
terhadap pengetahuan yang dibagi menjadi dua yaitu kebenaran dan kepalsuan,
bergantung pada otoritas (penguasa) sebagai arbiter/wasit. Pengetahuan tidak
dinilai secara rasional, tetapi dinilai dengan mengacu pada otoritas. Dalam hal
keyakinan etika, Dualisme berarti bahwa semua tindakan hanya dinilai atas benar
atau salah.
Semua masalah diselesaikan dengan Ketaatan (penyelarasan diri dengan Authority): kepatuhan dan kesesuaian terhadap hak dan apa yang Mereka inginkan. Keinginan/kemauan kekuasaan (Will Power) dan pekerjaan akan menghasilkan kongruensi aksi dan penghargaan. Keserbaragaman (multiplicity) tidak diperhitungkan. Diri didefinisikan terutama oleh keanggotaan dalam hak dan tradisional.
(Perry, 1970, akhir-chart)
Keserbaragaman/Multiplisitas
Sebuah pluralitas 'jawaban', sudut pandang atau
evaluasi, dengan mengacu pada topik atau masalah yang sama. Pluralitas ini
dianggap sebagai kumpulan yang mempunyai ciri-ciri tersendiri (discrete) tanpa struktur internal
maupun hubungan eksternal, dalam artian ‘orang memiliki hak untuk memiliki
pendapatnya sendiri', dengan implikasi bahwa tidak ada penilaian dapat dibuat
terhadap pendapat-pendapat tersebut.
(Perry, 1970, akhir-chart)
Pandangan multiplistik mengakui adanya pluralitas jawaban,
pendekatan atau perspektif, baik yang bersifat epistemologis ataupun etis,
tetapi tidak memiliki dasar pilihan rasionalt antara alternatif--alternatif.
Relativisme
Sudut pandang pluralitas, interpretasi, kerangka
acuan, sistem nilai dan kontingensi (ketidaktentuan) yang mana sifat-sifat
struktural dari konteks dan bentuk memungkinkan adanya berbagai macam analisis,
perbandingan dan evaluasi dalam Multiplisitas.
(Peery 1970, end-chart)
Secara epistemologis, Relativisme mengharuskan pengetahuan,
jawaban dan pilihan dilihat sebagai suatu yang bergantung pada fitur dari
konteks, dan dievaluasi atau dibenarkan dalam sistem atau prinsip-prinsip yang
diatur. Dari sudut pandang etika, tindakan dianggap diinginkan atau tidak
diinginkan berdasarkan kesesuaian dengan konteks dan sistem nilai-nilai dan
prinsip-prinsip.
Sejumlah peneliti pendidikan menemukan bahwa skema
Perry adalah kerangka yang berguna untuk menggambarkan perkembangan intelektual
dan etika dan juga keyakinan pribadi. Termasuk juga aplikasinya untuk tingkat
pemikiran sistem teori siswa (Salner, 1986), mahasiswa dan siswa jurusan
matematika (Buerk, 1982; dkk Stonewater 1988) dan guru matematika 'terkait
keyakinan-sistem (Copes, 1982, 1988; Oprea dan Stonewater, 1987; Cooney dan
Jones, 1988; Cooney, 1988 Ernest, 1989a). Jadi teori Perry secara luas
digunakan untuk menjelaskan filosofi pribadi, khususnya dalam matematika.
Komentar
Posting Komentar