Pernahkah
seseorang berfikir,mengapa seorang pelajar hanya memakai pakaian kebaya ketika
sekolah mewajibkan untuk mengenakan dalam suatu acara? ataupun hanya ketika
melaksakan upacara saklar seperti pernikahan? (yang saat inipun sudah jarang
dilakukan).
Sekolah
yang dulunya mengadakan acara (sebut saja memperingati hari kartini)
menggunakan pakaian adat khas jawa tengah yaitu kebaya bagi pelajar putri,
mereka akan mengenakannyadengan senang hati sebagai perwujudan kecintaan mereka
terhadap budaya daerah. Namun kita lihat saat ini, ketika seorang pelajar
diminta untuk memakai pakaian adat khas jawa tengah yaitu kebaya, mereka
kecenderungan untuk menolaknya dengan alasan kuno, kurang modis, malu dan
sebagainya.
Bahkan
kebudayaan asli bangsa Indonesia yaitu kebaya terkesan dibiarkan mati merana
digerilya oleh kebudayaan asing khususnya kebudayaan barat. Pakaian ala bule
yang sronok dan tak punya sopan santun jika dilihat dari kacamata unggah-ungguh
yang dimiliki pelajar jawa maupun kaca mata islam, justru malah dengan cepat
berkembangbiak bak jamur dimusim hujan.
Pemakaian
pakaian adat kebaya yang biasanya digunakan ketika pernikahan sebagai upacara
saklarpunsudah digantikan dengan pakaian-pakaian ala-ala barat seperti pangeran
willams dan ratu. Sunngguh menghawatirkan, darisegi orang dewasapun budaya kita
mulai terlupakan. Itulah mengapa pelajar mulai meninggalkan budaya daerah.
Komentar
Posting Komentar