Seharusnya itu
menjadi perhatian Pemerintah
sebagai pengawas sekaligus pembimbing segala sesuatu yang ada di Indonesia
harusnya lebih aktif dalam menekankan pendidikan tentang budaya Indonesia
dengan cara menambah jam pelajaran tentang kebudayaan khususnya untuk
kebudayaan Indonesia sendiri. Dan selain itu untuk membangkitkan lagi
kebudayaan Indonesia yang makin luntur atau dilupakkan oleh generasi muda tidak
hanya pemerintah saja yang bergerak tapi semua komponen yang ada harus bekerja
sama termasuk generasi muda itu sendiri. Pendidikan karakter harus segera
diterapkan.
Pelajar harus segera disadarkan bahwa budaya dari luar yang
negatif dapat menghancurkan negara kita sendiri. Selain itu cara pendidikan
tentang budaya indonesia harus dengan cara yang menarik agar generasi muda
menjadi tertarik untuk mempelajarinya.
Kesenian bangsa Indonesia yang
memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari
pengaruh kontak budaya ini. Sehingga untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian
terhadap perubahan-perubahan diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat
global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis.
Globalisasi budaya yang begitu pesat
harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai
kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan
nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang
kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka keperluan turisme, politik
dsb. Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan
lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh
esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan.
Akibatnya, kesenian tradisional tersebut
bukannya berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi pelajar. Dengan
demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat. Karena pada
era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern ini pelajar
dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan
kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi
kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh pelajar, jika
dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari budaya pop. Untuk
menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk mengatasinya,
yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman rakyat.
Komentar
Posting Komentar