Langsung ke konten utama

Melestarikan 5 Candi Di Kawasan Tinggi Dieng Wonosobo Sebagai Nilai Sejarah (History) Dan Nilai Seni Sekaligus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Semua Umur



Bicara tentang melestarikan, kita harus berfikir apa yang harus dilestarikan ? ya, yang harus dilestarikan adalah kebudayaan milik kita sendiri. Salah satu hasil peninggalan sejarah yang paling erkenal di wonosobo adalah candi dieng. Candi Dieng selain dapat digunakan sebagai pariwisata juga memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaiu nilai sejarah (history) dan nilai seni.
a.     Nilai sejarah (history)
Nilai sejarah adalah suatu peristiwa yang sudah terlewa tetapi berjasa menunjukan dimana dan darimana asal-usul sejarah tersebut.
Berikut ini merupakan pengetahuan tentang candi dieng sebagai nilai sejarah :
1.      Candi dieng termasuk candi hindi siva. Nama-nama candi berasal dari nama-nama wayang (epos Mahabharata ), yang diberikan sebelum diketahui nama aslinya. Namun menurut Prof. purbocaroko, tidak ada prasasti yang dapat membutikannya. Pemberian nama diperkirakan dilakukan pada abad ke-12.
2.      Candi dieng dibangun pada masa yang berlainan dari abad VII sampai XII (Krom), merupakan situs upacara dan situs pemukiman. Sebagai candi yang dibangun bukan dari batu melainkan dari bahan bangunan profane dengan fondasi batu sebagai tempat persinggahan sementara dalam melakukan upacara keagamaan.
3.      Tahun 1814, HC Cornelius (Sucipo wiryosapuro) mengadakan penelitian tenang peninggalan arkeologi di Dieng dan hasilnya sangat menunjang bagi para peneliti selanjutnya. Pada saat pertama diketemukan, candi dieng berada dalam keadaan terendam air.
4.      Tahun 1856, J. Van Kinsbergen berusaha mengeringkan candi tersebut dari genangan air.
5.      Tahun 1911-1916, HL Leyde Melville melanjutkan penelitian mengenai situs candi dieng, akan tetapi hasil penelitiannya tidak dibukukan.
6.      KROM kembali menelii dan hasilnya ia menemukan banyak prasasti yang ditemukan, antara lain tertulis dalam bahas palawa aau jawa kuno. Salh satunya memua angka 731 tahun saka atau 809 M , (KROM 1923)
7.      Pendapa KROM candi dieng dibangun abad ke VII yang dihubungkan dengan masa pemerintahan dinasti Tang di Cina (618-908)
b.     Nilai seni
Selain sebagai wahana berlibur ke candi dieng. Candi dieng juga dapat digunakan sebagai media belajar untuk semua umur. Dari pembahasan diatas tentang nilai sejarah yang terkanung dalam candi dieng. Selain itu candi dieng juga memiliki nilai seni. Nilai seni yang erkandung dalam candi dieng :
1.      Penemuan peninggalan arkeologi seperi candi-candi yang memiliki gaya seni bangunan yang berbeda, serta adanya temuan lepas seperi alat memasak dan penemuan lainnya, membuktikan bahwa candi-candi tersebut idak dibuat pada ahun yang sama.
2.      Bentuk biasanya empa persegi yang dalam arsitektur hindu disebut catur muka. Dibagian atas erdapat bunga teratai yang terbalik, disebut RATNA. Bentuknya sediki lebih runcing disbanding yang ada pada candi budha.
3.      Ditengah pintu bagian atas terdapat oramen KALA, manivestasi siva pada ingka rendah / inferior. Di bagian kaki candi terdapat ornamen MAKARA, berbentuk kepala naga/ular. Kala dan makara dilambangkan sebagai penjaga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAHASA JAWA DAN HARAPAN

Kalau kita semua selama ini dalam berfikir tentang budaya dan bahasa Jawa, bisa dikatakan sangat sederhana, bahkan cenderung kita pandang sebelah mata. mari mulai sekarang kita ubah cara pandang tersebut. Setelah kita semua memahami, kalau didalam budaya Jawa banyak terdapat ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dikembangkan untuk kemaslahatan orang banyak, pastilah kita akan berusaha untuk mempelajari bahasa Jawa. Karena bahasa Jawa merupakan pintu untuk memasuki atau membuka sebuah “Rumah Besar” yang disebut budaya Jawa tersebut. Setelah cara pandang kita terhadap budaya dan bahasa Jawa lebih komprehensif, pastilah yang kita dapat tidak hanya sebuah pengakuan kearifan lokal atau lokal genius tapi akan ada pengakuan global genius . Sementara itu, ada beberapa kalangan yang berfikir tidak suka budaya dan bahasa Jawa karena dianggapnya ruwet dan terlalu banyak aturan. Padahal harus kita sadari, kalau semakin tinggi suatu peradaban, akan semakin banyak dan detil dalam membuat...

6.1. Perluasan Kaidah Menghitung

kaidah perkalian dan kaidah penjumlahan diatas dapat diperluas hingga mengandung lebih dari dua buah percobaan. Jika n buah pecobaan masing- masing mempunyai p 1, p 2 ,……, p n   hasil percobaan yang mungkin terjadi yang dalam hal ini   setiap   p 1 tidak bergantung pada pilihan sebelumnya, maka jumlah hasil percobaan yang mungkin terjadi   adalah: a.        p 1 x p 2 x ….. x p n              untuk kaidah perkalian b.       p 1 + p 2 + ….. + p n          untuk kaidah penjumlahan Contoh 6.8 jika ada sepuluh pertanyaan yang masing-masing bisa dijawab benar atau salah (B atau S) berapakah kemungkinan kombinasi jawaban yang dapat dibuat? Penyelesaian: Andaikan 10 pertanyaan tersebut sebagai 10 buah kotak, masing-masing kotak hanya berisi 2 kemungkinan jawaban, B atau S: ...

PROSES PEMBUATAN KECAP DAN FERMENTASINYA

Mikroba yang terlibat dalam pembuatan kecap : 1)       Aspergillus sp. dan Rhizopus sp Mula-mula kedelai difermentasi oleh kapang Aspergillus sp. dan Rhizopus sp. menjadi semacam tempe kedelai. Kemudian “tempe” ini dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam. Garam merupakan senyawa yang selektif terhadap pertumbuhan mikroba. 2)       Zygosaccharomyces dan Lactobacillus Hanya mikroba tahan garam saja yang tumbuh pada rendaman kedelai tersebut. Mikroba yang tumbuh pada rendaman kedelai pada umumnya dari jenis khamir dan bakteri tahan garam, seperti khamir Zygosaccharomyces dan bakteri susu Lactobacillus . Mikroba ini merombak protein menjadi asam-asam amino dan komponen rasa dan aroma, serta menghasilkan asam. Fermentasi terjadi jika kadar garam cukup tinggi, yaitu antara 15 sampai 20%. Proses pembuatan kecap dan fermentasinya          Proses pembuatan kecap dapat dilakukan...